Detak Tumbuh Bersemi Menjadi Doa-doa
Tuhan, lebih tahu apakah kau hanya sebatas keingin atau kebutuhanku untuk saling menggenapi segala keganjilan diri.
Aku masih getu membicarakan banyak hal tentangmu, dan rasanya mustahil jika Tuhan akan tutup telinga. Jika aku bukan bagian dari dirimu, tentu aku akan menyerah pada akhirnya. Sejauh ini aku masih sanggup meyakini bahwasanya saparuhku ada pada dirimu.
Aku tidak peduli.
Aku telah menelan begitu banyak perasaan cemburu. Â Melipat gugusan perasaan gelisah. Mengemasi segala bentuk ketakutan akan kehilangan meski seharipun aku tidak pernah berhasil memilikimu.
Patah hatimu mengabarkan betapa ruangmu telah terisi oleh selainku. Aku hampir menyerah, bertumbuh di antara harapan yang tak kunjung menemukan titik cerah. Bertumbuh di antara ketidakberdayaanmu yang bukan sebabku. Bertumbuh di antara harapanmu padanya yang kian melangit.
Aku tangguh bertahan sebab di ceruk hati ada secuil keyakinan yang tak kunjung susut memulihkan segala rupa kepiluan.
Percayalah. Sejak detak ini tumbuh bersemi menjadi do'a-do'a namamu bukan sembarang nama yang dengan tartil kudengungkan pada, Tuhan.
Surabaya, 05 Desember 2018.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H