Milyaran tunas manusia
Bertebar menyesakan jagat
Juga, di Negeriku Indonesia
Sabang hingga Merauke
Kulit putih, hitam, langsat, sawo matang…
Suku Dayak, Sunda, Jawa, Asmat…
Milyaran anak manusia
Merengek, menangis, cengeng
Berteriak memanggil mamanya
Ingin susu, ingin mainan, ingin ini ingin itu
Semua Kau sebut!
Mendengkur, merangkak, berjalan…
“Coba terus, Nak. Ayo coba!” Perintah mamanya
Huaa..a…aaaa
Anaknya nangis, sebab jatuh tersungkur
Air mata mengguyuri pipinya yang tipis
Gigi susu muncul sebuah-sebuah
Julangnya naik sesenti-sesenti
Massanya bertambah segram-segram
Anak lelaki dan perempuan melimpah ruah…
Juga, di Kotaku Bandung
Seantero anak bermain ceria
Bertabur menyerbu arena permainan
Berpuluh bahkan beribu, berjuang melawan musuhnya di layar monitor
Anak lelaki dan perempuan melimpah ruah…
Juga, di Gang rumahku, Gang Al-Banthah
Seantero anak bermain riang
Melompat, menerjang derasnya air got
Terdengkur ah.. Terdengkur menabrak pipa kakus
Kepala mungilnya terbentur memantul, bak bola tennis
Anak lelaki dan perempuan melimpah ruah…
Juga, di Kampungku Pelosok Jombang
Seantero anak bermain senang
Bola.. kalian kejar, gapai, dan giring
Dibekas lahan sawah milik Tuan tanah
Wahai Anak Manusia!
Sisa tawamu
Sisa keringatmu
Menyatu, bernama auramu
Wahai Anak Manusia!
Tiada beban dirautmu
Hanya keceriaan diparasmu
Mengalun, menyusun melodi nan harmoni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H