Mohon tunggu...
Ayom Budiprabowo
Ayom Budiprabowo Mohon Tunggu... Insinyur - Bersyukur dan berpikir positif

Alumni Undip, IKIP Bandung dan STIAMI. Pernah bekerja di SPP Negeri Ladong, Universitas Abulyatama Aceh dan Pemda Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Komitmen Penyuluh Pertanian Purnabakti dalam Menerapkan Pertanian Organik di Cigunung

20 Oktober 2020   10:36 Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyuluh pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam memajukan usaha pertanian. Keberadaannya menjadi "ujung tombak" di lapangan, sekaligus sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan pertanian.

Melalui penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran bagi petani, maka pelaku utama sekaligus pelaku usaha (yaitu petani) menjadi mau dan mampu menolong dirinya sendiri untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya.

Penyuluhan dilakukan secara berkelanjutan sesuai dengan rencana kerja hasil kesepakatan bersama antara penyuluh dengan petani, baik mengenai waktu, tempat, materi dan metodanya. Rencana kerja ini merupakan "turunan" dari programa penyuluhan pertanian yang disusun secara partisipatif. Juga adaptif terhadap perkembangan teknologi, kebutuhan petani dan permasalahannya.

Sumber belajar penyuluhan sebagaimana pendidikan orang dewasa adalah pengalaman petani, sedangkan materi pembelajarannya berasal dari kebutuhan petani untuk mencapai tahapan perbaikan tertentu. Makanya tidak hanya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani. Tetapi juga menjadi sarana untuk terjalinnya kemitraan dengan pelaku usaha lain yang produktif  dan menguntungkan.

Penyuluh pertanian dengan dedikasi yang tinggi akan terus melakukan penyuluhan sesuai aktifitas petani, walaupun kadangkala mengorbankan waktu liburannya. Namun demikian penyuluh profesional senantiasa bersyukur bisa membantu dan mendampingi petani sebagai upaya menghantarkan petani menuju kehidupan yang lebih baik.

Lalu bagaimana dengan penyuluh pertanian yang masa tugasnya berakhir atau penyuluh purnabakti. Ternyata tetap produktif  dalam mengisi waktunya sebagai bentuk pengabdian. Masa purnabakti bukan akhir dari pengabdian, melainkan tetap mengabdi walaupun diluar kedinasan. Di antaranya dengan melakukan usaha pertanian organik. Hal ini dilandasi kemauan dan ketersediaan sarana-prasarana. Namun yang utama adalah kecintaanya pada sektor pertanian. 

Adalah Bapak Risyanto Sudaryanto, A.Md (65 thn), beliau mempunyai pengalaman kerja selama 39 tahun 11 bulan sebagai penyuluh pertanian di Kabupaten Sukabumi, terhitung sejak diangkat menjadi penyuluh pertanian (1977)  hingga memasuki purnabakti (2015).

Kini keseharian Pak Risyanto adalah mengelola lahan seluas 2.000 m2 yang sudah berlangsung selama 5 tahun untuk usaha tani sebagai rintisan menuju pertanian organik. Disamping kegiatan lain, seperti  membimbing KWT (Kelompok Wanita Tani) Walidah Cigunung Kabupaten Sukabumi dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Walaupun sekarang belum menerapkan pertanian organik secara penuh tapi usaha taninya sudah mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, seperti pupuk anorganik dan pestisida. Selain itu batas lahan ditanami pagar hidup yang rapat. Semua perlakuan tersebut untuk perbaikan ekosistem tanah dan pelindungan dari pengaruh negatif lingkungan sekitar. Barangkali upaya ini bisa menjadi model pengelolaan usaha pertanian yang ramah lingkungan.

Menurut Pak Risyanto, untuk meningkatkan kesuburan tanah digunakan pupuk organik hasil fermentasi pembusukan dedaunan atau kotoran hewan ternak dengan menggunakan EM4 (Effective Microorganism 4) agar hasil panennya tinggi.

Mikroorganisme yang terdapat dalam EM4 menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman. Juga dapat menekan populasi hama dan penyakit tanaman serta menekan pertumbuhan mikroorganisme pathogen.

Sesungguhnya pangsa pasar produk pertanian organik semakin terbuka dan mulai dikenal masyarakat. Produknya tidak hanya bernilai ekonomis tinggi tetapi juga menyehatkan jika dikonsumsi, bahkan bagi sebagian masyarakat menjadi kebutuhan. 

Hasil budidaya pertanian yang dikelola Pak Risyanto antara lain pisang, jeruk lemon, sayuran (tomat, cabai, waluh, bayam, buncis, daun bawang, daun seledri, kacang buncis, kangkung. kecipir, sawi, terung, timun), tanaman "bumbu dapur" (temu lawak, jahe, kencur, kunyit, serai, lengkuas).

Pemasarannya mudah karena pembeli maupun tengkulak datang ke lokasi kebun dan memanen sendiri.  Memang produknya belum bersertifikat organik dari lembaga berwenang sebagai bukti legalitas. Sebab untuk keperluan tersebut butuh proses lanjutan.

Hasil penjual menambah pendapatan keluarga dan sebagai bukti keikutsertaan dalam menyediakan bahan pangan yang menyehatkan bagi konsumen dan pembeli. Sebagai tokoh masyarakat dan sebagai salah satu pengurus DKM Al Muhajirin Cigunung sering menyiapkan makanan ringan dari hasil kebunnya untuk jamaah pengajian rutin.  

Juga pada lahan tersebut difungsikan sebagai "lumbung hidup" yang ditanami tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubi kayu, ubi jalar dan talas. Umbi-umbian tersebut sangat baik dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan sangat bermanfaat jika terjadi paceklik.

Kemudian sebagai praktisi pertanian, beliau diminta menjadi pembimbing lapangan bagi KWT Walidah Cigunung yang jumlah anggotanya 25 orang dalam demonstrasi plot dan kebun bibit tanaman sayuran pada lahan tersebut. Hasil kegiatan KWT Walidah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.

Prestasi yang diraih adalah sebagai pembina petani kecil terbaik pada program penyuluhan P4K (Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Kecil) tahun 1995 sehingga mendapatkan reward  studi banding ke Bali. Kemudian memperoleh penghargaan Satyalancana Karya Satya XXX Tahun pada tahun 2015 dari Presiden Republik Indonesia.

Adapun petani yang berhasil di wilayah kerjanya dulu, antara lain Pak Egen sebagai  petani padi, penangkar benih dan pengusaha beras "Raharja". Selanjutnya Pak Hendrik sebagai petani dan ekspotir buah manggis di Cicantayan Kabupaten Sukabumi.

Semoga usaha tani dengan pendekatan pertanian organik semakin banyak dan konsumen semakin tergerak untuk membeli produk tersebut dengan harga terjangkau. Pilihlah produk pertanian yang sehat bebas bahan kimia sebagai gaya hidup mulai sekarang dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun