Sesungguhnya pangsa pasar produk pertanian organik semakin terbuka dan mulai dikenal masyarakat. Produknya tidak hanya bernilai ekonomis tinggi tetapi juga menyehatkan jika dikonsumsi, bahkan bagi sebagian masyarakat menjadi kebutuhan.Â
Hasil budidaya pertanian yang dikelola Pak Risyanto antara lain pisang, jeruk lemon, sayuran (tomat, cabai, waluh, bayam, buncis, daun bawang, daun seledri, kacang buncis, kangkung. kecipir, sawi, terung, timun), tanaman "bumbu dapur" (temu lawak, jahe, kencur, kunyit, serai, lengkuas).
Pemasarannya mudah karena pembeli maupun tengkulak datang ke lokasi kebun dan memanen sendiri. Â Memang produknya belum bersertifikat organik dari lembaga berwenang sebagai bukti legalitas. Sebab untuk keperluan tersebut butuh proses lanjutan.
Hasil penjual menambah pendapatan keluarga dan sebagai bukti keikutsertaan dalam menyediakan bahan pangan yang menyehatkan bagi konsumen dan pembeli. Sebagai tokoh masyarakat dan sebagai salah satu pengurus DKM Al Muhajirin Cigunung sering menyiapkan makanan ringan dari hasil kebunnya untuk jamaah pengajian rutin. Â
Juga pada lahan tersebut difungsikan sebagai "lumbung hidup" yang ditanami tanaman palawija yang banyak mengadung karbohidrat, seperti ubi kayu, ubi jalar dan talas. Umbi-umbian tersebut sangat baik dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan sangat bermanfaat jika terjadi paceklik.
Kemudian sebagai praktisi pertanian, beliau diminta menjadi pembimbing lapangan bagi KWT Walidah Cigunung yang jumlah anggotanya 25 orang dalam demonstrasi plot dan kebun bibit tanaman sayuran pada lahan tersebut. Hasil kegiatan KWT Walidah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya.
Prestasi yang diraih adalah sebagai pembina petani kecil terbaik pada program penyuluhan P4K (Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani Kecil) tahun 1995 sehingga mendapatkan reward  studi banding ke Bali. Kemudian memperoleh penghargaan Satyalancana Karya Satya XXX Tahun pada tahun 2015 dari Presiden Republik Indonesia.
Adapun petani yang berhasil di wilayah kerjanya dulu, antara lain Pak Egen sebagai  petani padi, penangkar benih dan pengusaha beras "Raharja". Selanjutnya Pak Hendrik sebagai petani dan ekspotir buah manggis di Cicantayan Kabupaten Sukabumi.
Semoga usaha tani dengan pendekatan pertanian organik semakin banyak dan konsumen semakin tergerak untuk membeli produk tersebut dengan harga terjangkau. Pilihlah produk pertanian yang sehat bebas bahan kimia sebagai gaya hidup mulai sekarang dan seterusnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI