Mohon tunggu...
Akhmad Fakih
Akhmad Fakih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Saya menggemari bidang copywriting dan menulis berita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tim MMD UB Kembangan Potensi Desa Gombengsari dengan Pembuatan Produk Sabun Kopi

20 Agustus 2023   23:25 Diperbarui: 20 Agustus 2023   23:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok 592 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya di Desa Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi melaksanakan program kerja Pelatihan Pengembangan Produk Berbasis Kopi. Desa Gombengsari memiliki potensi pertanian berupa kopi dimana mata pencaharian masyarakat setempat berada pada sektor pertanian yaitu kopi. 

Pelatihan dilaksanakan pada hari Minggu, 23 Juli 2023 yang bertempat pada Warung Sofi, Lingkungan Kacangan, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro bersama pemilik UMKM bidang kopi Gombengsari, Karang Taruna (Remaja Sawahan), dan Pemuda Kelurahan Gombengsari.

Program Kerja dimulai dari Pelatihan Manajemen Produksi berupa Pembuatan Bussiness Model Canvas (BMC), dilanjutkan dengan Praktik Pembuatan Sabun Kopi, dan diakhiri dengan Sosialisasi Kemasan Ramah Lingkungan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tujuan dilakukannya program kerja oleh Mahasiswa Membangun Desa Kelompok 592 yaitu meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta kreativitas masyarakat mengenai pemanfaatan kopi sebagai potensi Kelurahan Gombengsari.

"Dapat meningkatkan kemampuan masyarakat setempat terutama pemilik UMKM, pemuda, dan karang taruna dalam pembuatan Business Model Canvas (BMC) yang penting bagi pemilik bisnis. Dengan adanya BMC ini, calon pebisnis maupun pemilik bisnis di Kelurahan Gombengsari dapat memetakan komponen-komponen penting dalam bisnis yang saling berkaitan dalam satu kanvas yang lengkap dan rinci namun ringkas dan padat," kata Megich Nor Saidah sebagai penanggung jawab program kerja Pelatihan Manajemen Produksi.

"Masyarakat Gombengsari dapat memanfaatkan hasil pertanian kopi menjadi sabun kopi, dimana sabun kopi ini memiliki potensi inovasi dan diferensiasi dengan mengkombinasikan kopi dengan bahan-bahan lain yang bermanfaat untuk kulit, hal ini akan memberikan keunikan pada produk dan membedakan dari para pesaing. Dengan menggabungkan keduanya, dapat menciptakan produk yang menarik perhatian konsumen dan memiliki daya tarik yang unik di pasar," kata Farah Fadhila sebagai penanggung jawab program kerja Pelatihan Pembuatan Sabun Kopi.

Kemasan ramah lingkungan yaitu kemasan yang menggunakan bahan mudah terurai atau bisa didaur ulang, bisa dipakai ulang, serta tidak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia.

"Upaya penerapan kemasan ramah lingkungan ini harus disadari oleh setiap masyarakat, upaya tersebut guna mengurangi timbunan sampah dan dampak negatifnya terhadap 

lingkungan," kata Galang Aji Pratama sebagai penanggung jawab program kerja Sosialisasi Kemasan Ramah Lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun