Mohon tunggu...
Ayu Bejoo
Ayu Bejoo Mohon Tunggu... Jurnalis - Moody Writer

Moody Writer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Taktik Profesor Jaehye

6 November 2018   13:12 Diperbarui: 6 November 2018   13:33 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: game-imajinasi

(Hidup Tanpa Fikih Saru, Hidup Tanpamu Belenggu)

13 Merre 3001

Angin badai memaksaku untuk berdiam diri di kamar hotel, Houngdou. Sebuah hotel bintang lima yang terletak di salah satu kota peradaban dunia, Kota Santou. Kota yang penuh gemerlap cahaya bintang, kota yang memiliki peradaban waktu termaju, satu hari terhitung tiga puluh enam jam, satu bulan berjumlah empat belas hari, dan satu tahun memiliki waktu yang tak terbatas. Tapi tetap saja tidak akan merubah fakta, kalau kami tidak mampu kembali ke masa lalu atau melampaui masa depan. Semuanya harus di atas jalur "Rules of life".

Rules of life merupakan buku suci di dunia, tertulis dengan nama Syafe, dan terkenal khalayak ramai dengan sebutan Mother. Sebuah buku kepercayaan, peraturan, pencerahan, pengampunan. Buku yang bertuliskan tulisan yang dimulai dari kanan atas, sebuah buku kehidupan. 

Hanya saja tidak ada yang tahu, apa bentuk dari buku tersebut, khalayak ramai hanya mendengar desas lalu mejadi rumor. Rules of life hanya bisa dilihat dan dirubah oleh mereka yang namanya tidak boleh disebut, lebih terkenal dengan keturunan agung, terletak di kota ini, Kota Santou, sebuah kota peradaban dunia.

Angin badai masih kencang sekali, tapi tunggu saja dua belas jam kemudian, musim semi akan cepat merambah, seperti aku yang saat ini sedang kedinginan lalu akan sumringah. Ketidaksabaranlah yang merajalela. Di kamar hotel ini aku tidak sendirian, ini hotel khusus, dibentuk dengan proteksi planet Santo, bagaikan sebuah sulap, kau bisa merubah segala hal yang ada di dalam sini, sesuai seleramu, tanpa perlu menekan tombol apa, tanpa mencari alat pengontrol di mana. Kami berjumlah seratus empat remaja dari seluruh dunia, berkumpul di kota ini, untuk mendapatkan kesempatan bertemu dengan keturunan agung, kesempatan emas adalah saat kau bisa menyentuh Rules of life.

14 Merre 3001

Setelah melewati dua belas jam pertarungan menentang badai, seperti yang kukatakan kemarin, ini adalah musim semi, setiap hari terakhir dari perhitungan bulan adalah musim semi, tidak ada yang tidak bahagia, semua rumah di pinggiran jalan kota memancarkan warna merah muda, tanda suka cita. Empat jam yang lalu kami sudah melewati pawai keakraban, sebuah pawai yang diadakan untuk menghormati tamu keturunan agung. Di kota kelahiranku bahkan, aku tidak pernah mendapatkan pemandangan seperti tadi wow spektum koh bebebed! kata Rafaeliun, seorang penyair dari kota bersejarah, kota penyair, Kota Sendro.

Seperti mimpi saja, sekarang kami sudah berbaris rapi di dalam salah satu aula pertemuan, milik mereka yang namanya tidak boleh disebut. Aula ini sedikit menyeramkan, terlihat seperti lautan yang tenang, namun menegangkan, lantai aula memancarkan pesona dari diri kami masing-masing, seperti kaca yang memancarkan keindahan empunya. Yang seram adalah ia, seorang gadis kukira, rupanya menawan, pakaiannya menunjukkan bahwa ia gadis berpendidikan, matanya tajam seperti elang, satu kata darinya adalah sebuah keajaiban. Rupanya, ia adalah Profesor Jaehye, wow spektum koh bebebed! Siapa yang tidak pernah mendengar namanya di muka bumi ini adalah kaum terbelakang yang jauh dari pancaran planet Sunny. Ia adalah seorang Profesor yang bisa menahan badai, berjalan melewati lautan, meniti di atas awan,dunia mengira Profesor Jaehye adalah seorang pria, aku dari seratus empat remaja di sini adalah sebuah keberuntungan, bahwa Profesor yang termasyhur tersebut adalah seorang wanita, gadis pula !

Suaranya bagaikan guntur, tapi merdu sangat, seperti burung Rentiz yang aduhai. Tidak banyak yang keluar dari mulutnya yang manis, hanya memerintahkan kami untuk mengisi soal-soal yang berdatangan pada selembar kertas. Kukira, kami semua mengira : kami adalah remaja terpilih, soal tentang Ilmu Mekan, Ilmu Tika, Ilmu Basa, Ilmu Bum, sudah kami kuasai, segala pelatihan dan karantina sudah kami tembusi, tapi tampak tidak berguna, ini hanyalah sebuah game over yang memainkan tidak akan bisa bermain, sebuah pertanyaan apatis sekaligus retoris, rangkaian huruf yang tidak akan dibahas pada Ilmu Tika, yang tidak akan dipraktikkan pada Ilmu Mekan.

-M-U-M-

M O L R P W T E Y T F I N D O D A Y I L B P Y N U E H A 

Aku ada di bawah Anda, seorang yang akan menemukan.

Tenggelam jangan, ikuti retakan.

Ibu dan anak bersatu, lalu akan terbuka.

Kau akan tahu, ada aku di dalam rahim.

Selembaran kertas beterbangan, tetap beterbangan selang satu jam kemudian, tidak ada satupun dari seratus empat remaja terpilih yang bisa menjawabnya. Enam jam berlalu dengan khidmat, berangsur tapi pasti, satu persatu dari kami mulai diantar keluar dari ruangan, bermacam-macam keluhan, berbagai rupa yang putus asa. Tersisa sembilan puluh enam dari kami yang masih bertahan.

Sesaat, "aku mengerti!" teriak seorang anak bungsu, dari keturunan Rafaeliun, berasal dari kota penyair dan cucu dari seorang cucu penyair terkenal. Tidak salah lagi, ia adalah Radiash Si Rambut Panjang. "ini adalah sebuah petunjuk!" sambungnya dengan bungah.

Seluruh peserta langsung menoleh pada lembaran kertas yang tiba-tiba saja berhamburan terlepas dari pegangan tangan, membentuk seorang penjaga tepat di hadapan Si Rambut Panjang, menyeret dengan cepat, setelah membacakan mantra kesalahan. Dan aku yakin, Radiash tidak akan pernah bangun, hingga empat puluh dua musim berganti. Lalu kertas-kertas kembali kepada masing-masing dari kami, menjadi soal, tidak ada yang berubah, selain keheningan yang semakin hening, Si Rambut Panjang hanya melakukan satu kesalahan kecil, ia berteriak membuat bising lalu hening.

Aku masih merapal sejarah-sejarah yang pernah kubaca, kuteliti huruf demi huruf dari selembar kertas yang kupegang dengan lemas. Dan, hei, jika si rambut panjang mengatakan ini adalah sebuah petunjuk, maka pasti ini petunjuk, kuteliti dengan saksama berpuluh kali selanjutnya, dan, heiiiiiiiii !!!! ini adalah sebuah anagram, permainan kata. Temukan satu kata, maka kau akan dapat satu kalimat. Yesss ! kutemukan FIND , dan butuh delapan jam kemudian untuk menyusun :

M O L R P W T E Y T F I N D O D A Y I L B P Y N U E H A 

Menjadi TRYTOFINDMEANDYOUWILLBEHAPPY, ini adalah bahasa analitis, bahasa isolatif. Terstruktrur dari bahasa klasik seribu tahun lalu. wow spektum koh bebebed!

Aku butuh waktu lebih panjang lagi untuk berpikir tentang apa yang harus kutemukan? Dan hei! kalimat di bawahnya pasti sebuah petunjuk, persis seperti kata Si Radiash,

Aku ada di bawah Anda, seorang yang akan menemukan. Aku langsung membungkuk dan memeriksa lantai kuberpijak, dan hei! Ini adalah sebuah garis!.

Tenggelam jangan, ikuti retakan. Hahaaa!! Ini adalah bahasa terbalik, jangan tenggelam, aku tidak perlu berenang? Ikuti retakan, hanya mengikuti jalur, dan heiii!!!!! Garis ini tak berpola, ia hanya retak tanpa pola!

Kutelusuri retak tak berpola ini, enam remaja lainnya menatap sinis ke arahku, kuteruskan tanpa gemetar, rasa takut telah sirna dimakan penasaran. Dan, kuyakin kau akan terkejut karena aku sudah. Ini adalah sebuah pintur, perangkap bundar yang diberi jaring dan umpan di dalamnya serta bandul yang dapat mengapung di permukaan air dan digunakan untuk menangkap sesuatu. Yang berbeda hanya ini terkunci dengan induk kunci?. Aku ingat! Ini adalah petunjuk selanjutnya, Ibu dan anak bersatu, lalu akan terbuka. Iyaaa, aku hanya perlu mencari kuncinya, tapi di mana? Aku tidak membawa apapun kemari, terduduk aku di lantai, percuma. Aku tidak akan bisa, kertas dan penaku terjatuh, dan hei! Pena ini berbentuk sebuah kunci kan? Kenapa aku tidak mencobanya?.

Kau akan tahu, ada aku di dalam rahim. Ternganga aku, terkejut bukan main, ini adalah "Rules of life", terletak di dalam pintur yang kubuka dengan sebuah kunci yang menyamar menjadi sebuah alat tulis. Gemetar aku, sangat dan amat. Sebuah buku kehidupan ada di tangan aku, buku ini tidak bertuliskan Mother seperti desus yang beredar, ia merupakan kalgarf, sebuah seni menulis dari bahasa Fir'aun klasik. UMM, nama sebuah kitab pengajaran tentang hukum, yang ditulis oleh As-Syafi'i pada ratusan tahun yang lalu, terkenal dengan nama Syafe, dan termasyhur dengan Mother.

Dari sini semua rahasia seribu tahun lamanya terbongkar, tidak pernah ada keturunan agung, hanya ada si dia yang menawan. Dengan segala siasatnya menjaga dunia.

CERITA BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun