Mohon tunggu...
Mahardika Ayodia
Mahardika Ayodia Mohon Tunggu... -

mahasiswa teknik arsitektur semester 4

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena Golput dan Penyebabnya

5 Mei 2014   00:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:52 4353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu legislatif sudah selesai dilakukan dan melalui sistem hitung cepat (Quick Count) telah menjadikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)dengan suara mencakup 19% menjadi pemenang pemilu dari hasil berbagai lembaga survey diikuti oleh Partai Golongan Karya (Golkar) 14% suara dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 11% suara.

Namun angka golput pada pemilu tahun 2014 ini cukup tinggi mencapai 34%. Meningkat 4,9% dari tahun 2009 yang angka golputnya mencapai 29,1% “mengapa bisa terjadi?” kalau dilihat dari pengambilan jadwal diadakannya pemilu pada tanggal 09 april 2014 bertepatan dengan hari rabu tidak ada alasan untuk orang yang bekerja di perusahaan untuk mengambil cuti 2 hari dan pergi berlibur ke luar kota di banding menggunakan hak suaranya. Berkaca dari pemilihan gubernur jakarta yang dilaksanakan pada hari kamis membuat angka golput cenderung tinggi (37%) karena alasan tersebut.

“Kalau begitu apa yang membuat angka golput dari setiap gelaran pemilu selalu meningkat?”

Ada empat faktor yang menyebabkan tingginya angka golput pada pemilu tahun ini;

“Pertama karena masyarakat belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) enggan pergi ke kelurahan terdekat dan melapor agar bisa terdaftar sebagai DPT.

“Kedua karena para pemilih yang sudah mendapat undangan untuk mencoblos di daerahnya mempunyai urusan mendadak diluar kota atau sakit.

“Ketiga karena ada masyarakat yang menilai bahwa partai peserta pemilu tidak ada yang bisa menampung aspirasi para masyarakat dan caleg,capres dan cawapresnya tidak sesuai dengan kriteria mereka.

“Keempat tingkat ketidak percayaan masyarakat yang tinggi terhadap pemerintah sebelumnya yang menyebabkan mereka enggan pergi ke TPS untuk memilih.

Dari keempat faktor yang menyebabkan tingginya angka golput pada tahun ini point keempat menjadi hal menjadi alasan yang cukup untuk meyakinkan tingginya angka golput. mengapa masyarakat mulai tidak percaya pada pemerintah/elite-elite politik yang berada di MPR/DPR sana. Dimulai dari banyaknya pemberitaan-pemberitaan tentang skandal kasus-kasus yang menimpa para elite politik tersebut, korupsi di berbagai kementrian makin menambah rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah.

Sebagai generasi penerus bangsa ada baiknya pula kita mulai mendalami betapa pentingnya pemilu untuk kelanjutan dan kemajuan bangsa kita ini dan mulai berfikir bahwa golput itu adalah sesuatu yang tidak mencerminkan bangsa kita sebagai bangsa yang demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun