Mohon tunggu...
Aynur Afizah
Aynur Afizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Binawan

Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Lingkungan Kerja

9 Desember 2024   22:19 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:39 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penerapan K3 (sumber: https://suryahatiii.blogspot.com/2022/07/k3-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-blc.html) 

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 

OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALHT

Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan

Aynur Afizah

Email: aynurafizah7@gmail.com

ABSTRAK

Sangat penting bagi karyawan untuk memiliki tingkat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang tinggi saat bekerja, terutama bagi karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang memiliki risiko keselamatan dan kesehatan yang tinggi. Ini karena keselamatan kerja di perusahaan tidak hanya ditentukan oleh sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan, tetapi juga kesadaran setiap pekerja tentang pentingnya mencegah kecelakaan kerja. Jika karyawan merasa bahwa manajemen mereka mendukung mereka, mereka lebih cenderung mematuhi prosedur keselamatan dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Singkatnya, penerapan K3 yang efektif membantu memenuhi standar etis dan meningkatkan produktivitas organisasi selain meningkatkan kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu, artikel ini membangun fondasi untuk pemahaman yang lebih baik tentang alasan penerapan K3 di tempat kerja dan peran manajemen dan karyawan dalam mencapai kesuksesan keselamatan dan kesehatan kerja jangka panjang.

Kata kunci: Penerapan K3, Keselamatan dan Kesehatan Kerja

ABSTRACT

It is very important for employees to have a high level of occupational safety and health (OHS) when working, especially for employees who work in a work environment that has high safety and health risks. This is because occupational safety in a company is not only determined by the system that has been implemented by the company, but also the awareness of each worker about the importance of preventing work accidents. If employees feel that their management supports them, they are more likely to comply with safety procedures and actively participate in creating a safe work environment. In short, effective implementation of OHS helps meet ethical standards and increase organizational productivity in addition to improving employee well-being. Therefore, this article builds a foundation for a better understanding of the reasons for implementing OHS in the workplace and the roles of management and employees in achieving long-term occupational safety and health success.

Keywords: Implementation of K3, Occupational Safety and Health

PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dalam industri dan organisasi modern ini, yang berarti bahwa karyawan harus tetap sehat, aman, dan produktif saat mereka bekerja. Dalam definisi yang lebih mendalam, keselamatan kerja mencakup upaya untuk menghindari kecelakaan, cedera, dan insiden di tempat kerja. Di sisi lain, kesehatan kerja mencakup berbagai strategi untuk memastikan kesehatan fisik dan mental karyawan. K3 mencakup semua tindakan yang diambil oleh organisasi dan individu untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Ini termasuk pembuatan kebijakan dan prosedur K3, pelatihan karyawan, pengawasan, dan penggunaan peralatan pelindung diri dan lainnya. Penjagaan K3 adalah tanggung jawab manajemen dan karyawan, dan keberhasilannya bergantung pada komitmen, pemahaman, dan partisipasi aktif semua pihak (Saraswati et al., 2020). Pentingnya penerapan K3 tidak hanya berdampak pada kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Keselamatan kerja yang tidak memadai dan kurangnya perhatian terhadap kesehatan karyawan dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan dalam bentuk ketidakhadiran, cedera, dan dampak jangka panjang terhadap kesehatan karyawan.

Latar belakang mendasar tentang pentingnya penerapan K3 adalah berkaitan dengan kebahagiaan dan produktivitas karyawan yang berhubungan langsung dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Karyawan yang bekerja di lingkungan yang aman dan sehat cenderung lebih produktif, memiliki kehadiran yang lebih baik, dan kepuasan kerja yang lebih tinggi (Rocky et al., 2019). Selain itu, aspek etika dan tanggung jawab sosial perusahaan juga menjadi alasan penting penerapan K3. Perusahaan yang mengedepankan K3 menunjukkan bahwa mereka menghargai kesehatan karyawannya, lingkungan kerja yang aman dari tanggung jawab mereka untuk menjaga keberlanjutan dan integritas perusahaannya. Selain itu, berbagai peraturan dan ketentuan terkait K3 telah ditegakkan oleh pemerintah dan regulator untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar tertentu untuk melindungi karyawannya. Oleh karena itu, tujuan artikel ini adalah untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang penerapan K3 di lingkungan kerja.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah aspek penting dalam industri dan lingkungan kerja yang berfokus pada melindungi pekerja dari risiko dan cedera serta memastikan bahwa lingkungan kerja mereka aman dan sehat. Pada tahun 1970, Indonesia telah mengambil langkah awal untuk mengatur masalah K3 melalui Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini memberikan dasar hukum yang kuat untuk penerapan K3 di lingkungan kerja. Hal ini menjadi langkah awal penting dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya K3 dan Tanggung jawab perusahaan untuk melindungi pekerja mereka. Peraturan K3 di Indonesia terus berkembang seiring berjalannya waktu. Pada tahun 1996, Kementerian Ketenagakerjaan mengeluarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3. Permenaker ini memperkenalkan konsep manajemen K3 sebagai pendekatan sistematis untuk mengelola risiko K3 di tempat kerja. Ini mencakup persyaratan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko serta menyusun program K3. Padatahun 2012, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. PP ini memperkuat dasar hukum untuk penerapan sistem manajemen K3 di berbagai sektor industri. PP No. 50 Tahun 2012 menetapkan persyaratan yang lebih rinci, termasuk audit dan sertifikasi untuk sistem manajemenK3. Selain peraturan nasional, standar internasional juga memainkan peran penting dalam penerapan K3 di Indonesia. Standar OHSAS 18001 (Occupational Health and Safety Assessment Series) adalah salah satu standar internasional yang diterapkan dalam konteks K3. Standar ini memberikan panduan tentang implementasi sistem manajemen K3 yang efektif dan diakui secara global. Ini adalah langkah penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja di Indonesia dan memastikan bahwa perusahaan mematuhi aturan yang berlaku serta standar internasional untuk K3 (Alfons Willyam Sepang Tjakra et al., 2019)

Kompleksitas tantangan yang dihadapi perusahaan dan warga waktu ini pada upaya menjaga kesejahteraan karyawan dan menjauhkan risiko-risiko terkait pekerjaan. Sistem Manajemen K3 adalah suatu kerangka kerja yang bertujuan buat mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko-risiko yang terkait menggunakan pekerjaan, sekaligus menaikkan syarat kesehatan dan keselamatan karyawan (Rahayuningsih & Hariyono, 2019). Globalisasi dan perubahan pada global kerja sudah membawa impak signifikan dalam tuntutan Perusahaan untuk menjaga K3. Perusahaan-perusahaan beroperasi pada lingkungan yang semakin kompetitif dan beragam, dan upaya untuk menjaga taraf produktivitas sekaligus mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja semakin penting. Selain itu, peraturan perundang-undangan yang berkaitan menggunakan K3 semakin ketat, memaksa perusahaan buat mematuhi kebiasaan-kebiasaan eksklusif  menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan. Hal ini timbul berdasarkan pemahaman mendalam bahwa investasi pada K3 bukan hanya mengenai kepatuhan hukum, namun juga mempunyai impak positif dalam produktivitas dan reputasi perusahaan. Perusahaan yang mengutamakan K3 sering mengalami peningkatan produktivitas lantaran karyawan bekerja pada lingkungan yg lebih kondusif dan lebih sehat.

PEMBAHASAN

Ilustrasi Penerapan K3 (sumber: https://desainaung.blogspot.com/2012/05/projek-ilustrasi-buku-k3.html)
Ilustrasi Penerapan K3 (sumber: https://desainaung.blogspot.com/2012/05/projek-ilustrasi-buku-k3.html)
  • Pentingnya Penerapan K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bidang yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bebas dari bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Penerapan K3 sangat penting karena bertujuan untuk melindungi pekerja, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi biaya yang terkait dengan kecelakaan dan penyakit di tempat kerja.

Risiko kecelakaan kerja masih tinggi di Indonesia. Menurut data BPJS Ketenagakerjaan, ribuan kasus kecelakaan kerja terjadi setiap tahun.  Kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga mengurangi produktivitas bisnis.  Penerapan K3 bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bebas dari bahaya. Ini berlaku di banyak bidang, mulai dari konstruksi, manufaktur, hingga jasa.

  • Langkah Utama Penerapan K3

1. Membuat Kebijakan K3

Perusahaan harus membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). P2K3 bertugas mengawasi dan mengelola program K3 di tempat kerja.

2. Melakukan Identifikasi Bahaya

Mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja adalah langkah pertama dalam manajemen risiko. Ini mencakup elemen mekanis, kimia, fisik, dan ergonomis yang dapat membahayakan keselamatan kerja.

3. Menyediakan Pelatihan k3

Pekerja perlu dilatih untuk memahami apa yang dimaksud dengan K3 dan mengetahui cara merespons keadaan darurat. Pelatihan ini juga membantu meningkatkan kesadaran pekerja terhadap prosedur keselamatan.

4. Memastikan Kepatuhan Terhadap Regulasi

Perusahaan wajib memastikan semua prosedur sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Kepatuhan ini dapat diaudit baik secara internal maupun eksternal untuk memastikan tidak ada celah yang terlewat.

5. Mengintergrasiakan Teknologi

Di era digital, teknologi seperti software manajemen K3 dapat meningkatkan efisiensi implementasi. Teknologi ini membantu dalam pemantauan real-time dan pelaporan insiden.

  • Manfaat Penerapan K3 Bagi Perusahaan

1. Mengurangi Risiko Kecelakaan

Dengan menerapkan K3, kita dapat meminimalisir risiko kecelakaan ditempat kerja. Hal ini menciptakan rasa aman bagi pekerja.

2. Meningkatkan Produktivitas

Pada lingkungan kerja yang aman, karyawan lebih fokus dan produktif. Mereka tidak lagi khawatir tentang bahaya yang mungkin terjadi di luar sana.

3. Menghemat Biaya

Melalui manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang efektif, biaya akibat kecelakaan kerja, seperti kompensasi dan perbaikan fasilitas, dapat diminimalkan.

4. Meningkatkan Reputasi Perusahaan

Perusahaan yang melakukan penerapkan K3 dengan baik akan dipandang lebih profesional oleh mitra bisnis dan masyarakat.

  • Peran dan Tanggung Jawab Pemangku Kepentingan Dalam K3

Penerapan K3 yang efektif memerlukan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan, termasuk:

1. Pemberi kerja: Bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, serta mengimplementasikan kebijakan dan prosedur K3.

2. Tenaga kerja: Bertanggung jawab untuk mengikuti kebijakan dan prosedur K3, melaporkan potensi bahaya, dan berpartisipasi dalam program K3.

3. Pemerintah: Bertanggung jawab untuk menetapkan peraturan dan standar K3, serta menegakkan kepatuhan terhadap peraturan tersebut.

4. Organisasi K3: Bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan, konsultasi, dan dukungan terkait K3 kepada pemberi kerja dan tenaga kerja.

  • Penerapan K3 Di Industri Spesifik 

Penerapan prinsip K3 sangat penting  untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja di berbagai industri. Setiap industri memiliki tantangan dan persyaratan yang unik ketika menerapkan K3.

1. Industri Konstruksi

Tantangan: Bahaya fisik seperti jatuh, tertimpa benda, dan paparan bahan berbahaya.

Solusi: Menerapkan rencana keselamatan yang komprehensif, pelatihan pekerja, dan peralatan pelindung diri.

Praktik Terbaik: Menggunakan sistem izin kerja, memantau bahaya secara teratur, dan memberikan pelatihan keselamatan yang berkelanjutan.

2. Industri Manufaktur

Tantangan: Risiko cedera berulang akibat gerakan repetitif, paparan bahan kimia, dan kebisingan.

Solusi: Menerapkan teknik ergonomi, menyediakan peralatan pelindung pribadi yang sesuai, dan mengontrol kebisingan.

Praktik Terbaik: Melakukan penilaian risiko ergonomi, memantau tingkat kebisingan, dan mendorong pekerja untuk melaporkan potensi bahaya.

3. Industri Kesehatan

Tantangan: Risiko infeksi, paparan bahan kimia, dan stres fisik dan mental.

Solusi: Menerapkan protokol pengendalian infeksi, menyediakan peralatan pelindung pribadi yang sesuai, dan mendukung kesehatan mental pekerja.

Praktik Terbaik: Menerapkan pelatihan pengendalian infeksi yang komprehensif, memantau paparan bahan kimia, dan menyediakan sumber daya untuk kesehatan mental.

4. Industri Transportasi, Pengenalan dan Penerapan Dasar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Tantangan: Kecelakaan lalu lintas, paparan kebisingan dan getaran, serta kelelahan.

Solusi: Menerapkan program keselamatan pengemudi, memberikan peralatan pelindung pribadi, dan mengelola jam kerja.

Praktik Terbaik: Melakukan inspeksi kendaraan secara teratur, memantau waktu mengemudi, dan memberikan pelatihan keselamatan mengemudi yang komprehensif.

  • Kebijakan dan Prosedur Keselamatan Kerja

Setiap organisasi atau perusahaan yang beroperasi di berbagai industri harus memiliki kebijakan dan prosedur keselamatan kerja (K3) yang sangat penting. K3 merujuk pada upaya yang dilakukan untuk melindungi karyawan dan mencegah cedera, kecelakaan, atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kebijakan K3 adalah pernyataan tertulis yang menunjukkan komitmen organisasi terhadap keselamatan karyawan dan lingkungan kerja. Kebijakan ini biasanya dibuat oleh manajemen puncak dan harus mencakup nilai-nilai dasar yang akan dipatuhi oleh seluruh perusahaan. Kebijakan K3 ini mencakup ide-ide seperti manajemen bertanggung jawab atas K3, berkomitmen untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku, meningkatkan pelatihan dan kesadaran karyawan, dan berusaha untuk menemukan, mengurangi, atau menghilangkan risiko pekerjaan (Putri et al., 2018). Kebijakan ini juga biasanya menyatakan bahwa setiap anggota organisasi memiliki tanggung jawab untuk menjaga K3, baik itu manajer yang memimpin atau karyawan yang melaporkan potensi bahaya. Selain kebijakan K3, prosedur K3 adalah pedoman yang lebih rinci yang menjelaskan langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan K3.

Prosedur ini mencakup informasi tentang tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat, peralatan pelindung diri yang harus digunakan, prosedur pemeriksaan dan pemeliharaan rutin peralatan, serta cara melaporkan kecelakaan atau insiden keamanan. Prosedur K3 sering mencakup audit dan inspeksi untuk memastikan bahwa semua aspek K3 tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan.Seluruh anggota organisasi, termasuk manajemen, supervisor, dan karyawan, bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan dan prosedur keselamatan kerja ini. Untuk memastikan bahwa semua orang memahami dan mematuhi kebijakandan prosedur tersebut, pelatihan dan penyuluhan terkait K3 sangat penting. Selain itu, tim K3 sangat penting untuk memantau kepatuhan dan membantu dalam peningkatan berkelanjutan K3. Kebijakandan Prosedur Keselamatan Kerja mencakup mematuhi peraturan dan hukum serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk semua orang yang terlibat dalam kegiatan organisasi. Ini membutuhkan komitmen yang kuat, pelaksanaan yang konsisten, dan lingkungan perusahaan yang aman. Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya, dan mempertahankan reputasi yang baik dengan melindungi karyawan dari bahaya.

  • Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan kesehatan kerja sangat penting dalam menjaga kesejahteraan karyawan ditempat kerja. Layanan ini mencakup berbagai kegiatan dan inisiatif yang bertujuan untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan dalam diskusi tentang layanan kesehatan kerja:

1. Tindakan Pencegahan: Untuk mengurangi cedera dan penyakit di tempat kerja, pelayanan kesehatan kerja berkonsentrasi pada tindakan pencegahan seperti vaksinasi, pemeriksaan medis, dan program kesehatan.

2. Keselamatan di Tempat Kerja: Menjaga lingkungan kerja yang aman adalah hal penting. Ini termasuk menemukan dan menghilangkan bahaya, memberikan pelatihan keselamatan, dan menegakkan peraturan keselamatan.

3. Ergonomi: Mengatasi masalah ergonomi sangat penting untuk mencegah gangguan otot. Ini dapat mencakup evaluasi dan pengoptimalan peralatan dan tempat kerja.

4. Pengawasan Kesehatan: Menjaga kesehatan karyawan yang terpapar bahan kimia atau kebisingan sangat penting. Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan rutin dapat membantu menemukan dan mencegah penyakit akibat kerja.

5. Program Rehabilitasi: Upaya rehabilitasi biasanya dilakukan oleh pelayanan kesehatan kerja untuk membantu karyawan yang cedera kembali bekerja. Hal ini mungkin termasuk terapi fisik, konseling, atau penyesuaian tugas kerja.

6. Dukungan Kesehatan Mental: Layanan kesehatan kerja dapat menawarkan konseling dan dukungan bagi karyawan yang mengalami kecemasan, stres, atau masalah kesehatan mental lainnya.

7. Kepatuhan Hukum dan Peraturan: Layanan ini harus memastikan bahwa bisnis mematuhi hukum dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja untuk menghindari hukuman dan melindungi hak-hak karyawan.

8. Pendidikan dan Pelatihan: Untuk menjaga lingkungan kerja yang aman, program pelatihan tentang prosedur keselamatan, pertolongan pertama, dan kesadaran kesehatan sangat penting.

9. Promosi Kesehatan: Menanamkan kebiasaan sehat dan sehat di antara karyawan dapat mengurangi ketidakhadiran dan meningkatkan produktivitas secara umum.

10. Tanggap Darurat: Rencana kesehatan kerja harus dibuat untuk menangani keadaan darurat di tempat kerja, seperti kecelakaan atau bencana alam.

11. Kolaborasi: Manajemen, karyawan, dan tenaga kesehatan profesional harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.

12. Analisis Biaya-Manfaat: Sangat penting untuk mendukung program-program ini dengan menunjukkan keuntungan ekonomi dari investasi dalam layanan kesehatan kerja, seperti penurunan biaya perawatan kesehatan dan peningkatan produktivitas.

Secara keseluruhan, layanan kesehatan kerja meningkatkan kesehatan dan produktivitas karyawan, yang sangat penting untuk kesuksesan bisnis dalam jangka panjang dan melindungi kesejahteraan karyawan.

KESIMPULAN

K3 dapat menguntungkan kinerja dan produktivitas organisasi karena merupakan tanggung jawab etis. Di tempat kerja di mana mereka merasa aman dan sehat, karyawan lebih cenderung bekerja lebih efisien dan lebih fokus pada tugas mereka. Ini dapat mengurangi jumlah kecelakaan dan cedera, sehingga biaya perawatan medis dan ganti rugi berkurang. K3 yang sukses sangat dipengaruhi oleh manajemen. Memberikan contoh yang baik dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja, serta memastikan bahwa karyawan mendapatkan pelatihan yang memadai dan memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melakukan tugas mereka dengan aman, adalah semua contoh kepemimpinan yang efektif dalam hal ini. Hasil ini juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam hal K3.

Dalam Kesimpulan, ditemukan bahwa organisasi yang memberi tahu karyawan mereka tentang risiko potensial, prosedur keselamatan, dan kebijakan K3 dengan baik cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi. Hasilnya menciptakan budaya keselamatan yang kuat di tempat kerja di mana semua orang merasa memiliki tanggung jawab terhadap K3. Ini juga menggarisbawahi kerja sama antara manajemen, karyawan, dan otoritas regulasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. K3 yang baik adalah investasi jangka panjang yang meningkatkan kualitas hidup karyawan dan meningkatkan produktivitas dan reputasi perusahaan. Dengan memahami temuan ini, bisnis dan organisasi dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan praktik K3 mereka, menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dengan demikian, kesuksesan jangka panjang akan tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Alfons Willyam Sepang Tjakra, B. J., Ch Langi, J. E., & O Walangitan, D. R. (2013). Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal Sipil Statik, 1(4), 282--288.

Rahayuningsih, P. W., & Widodo, H. (2011). Penerapan Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan. Kes Mas, 5(1), 21--29. http://journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/article/viewFile/1084/801

Rocky, B., Mandagi, K. R. J. M., Rantung, J. P., & Malingkas, G. Y. (2019). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pt.Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik, 1(6), 430--433

Saraswati, Y., Ridwan, A., & Iwan Candra, A. (2020). Analisis Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pembangunan Gedung Kuliah Bersama Kampus C Unair Surabaya. Jurnal Manajemen Teknologi & Teknik Sipil, 3(2), 247. https://doi.org/10.30737/jurmateks.v3i2.1111

Sarbiah, A. (2023). Penerapan Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Karyawan. Health Information: Jurnal Penelitian, 15(2), e1210--e1210.

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun