[caption id="attachment_298366" align="alignnone" width="602" caption="Informasi dari akun @KAI121 tentang rencana perubahan relasi KA Krakatau yang semula Merak-Madiun menjadi Merak-Kediri"][/caption] Kemarin, 30 Oktober 2013, akun @KAI121 merilis sebuah informasi mengenai rencana perpanjangan relasi kereta KA KRAKATAU yang semula Merak-Madiun diperpanjang rutenya menjadi Merak-Kediri. Secara pribadi, saya dan tentu masyarakat se-karesidenan Kediri (Blitar, Kediri, Nganjuk, Trenggalek, dan Tulungagung) menyambut dengan senang hati adanya rencana perubahan relasi tersebut, karena kami mendapatkan pilihan moda transportasi baru sebagai alternatif dalam melakukan perjalanan menuju Jakarta dan Merak. KA Krakatau bisa dikatakan menjadi kereta dengan rute terpanjang dan waktu tempuh terlama dibandingkan dengan kereta-kereta yang lain. Jika sementara ini relasi KA Krakatau sesuai jadwal semula berangkat dari Madiun 08:40 WIB tiba di Merak 01:39 WIB atau memakan waktu tempuh sekitar 17 jam, dengan diperpanjang relasinya hingga Kediri akan menambah waktu tempuhnya menjadi sekitar 18 jam 40 menit. Jika tidak merubah jadwal yang sudah ada, maka pemberangkatan dari stasiun Kediri untuk relasi Kediri-Merak menjadi sekitar pukul 07:00 WIB. Kehadiran KA Krakatau bagi masyarakat Kediri dan sekitar akan menjadi kereta pagi pertama yang menjalani rute menuju Jakarta. Dengan hadirnya KA Krakatau tersebut, masyarakat Kediri dan sekitarnya kini mempunyai lima pilihan kereta tujuan ke Jakarta setelah KA Brantas (Kediri-Tanjungpriok lewat Semarang) yang berangkat dari Sta Kediri pukul 12:00 WIB, KA Majapahit (Malang-Pasarsenen lewat Semarang) pukul 17:04 WIB, KA Gajayana (Malang-Gambir lewat Yogyakarta) pukul 18:18 WIB, dan kereta terakhir KA Matarmaja (Malang-Pasarsenen lewat Semarang) pukul 19:27 WIB. Adapun salah satu pertimbangan dilakukan perubahan relasi tersebut -- ini baru menurut analisis saya pribadi -- dimungkinkan karenajumlah penumpang (tingkat okupansi) kereta tersebut selama menjalani rute Madiun-Merak kurang maksimal, mengingat pemberangkatannya pada pagi hari dan bisa jadi "kalah bersaing" memperebutkan penumpang dari wilayah Solo dan Yogyakarta yang telah lebih dulu naik kereta-kereta pagi lainnya seperti Fajar Utama Yogyakarta , Bogowonto, Argo Lawu dan Taksaka Pagi. Sehingga nyaris KA Krakatau hanya mengandalkan calon penumpang dari wilayah sekitar Madiun hingga sebelum Yogyakarta saja. Perpanjangan relasi karena pertimbangan serupa juga pernah dialami oleh KA Senja Utama Kediri (Bisnis) dari relasi semula Kediri-Pasarsenen menjadi Malang-Pasarsenen dengan merubah nama kereta menjadi KA Senja Singosari (Bisnis) yang kini telah berganti menjadi KA Majapahit (Ekonomi AC), dengan jadwal pemberangkatan dari stasiun Kediri tidak mengalami perubahan dari jawalnya KA Senja Utama Kediri. Pada mulanya perubahan relasi KA Senja Singosari tersebut juga tidak telalu banyak mempengaruhi "selera" masyarakat diwilayah Malang, Blitar, Tulungagung untuk menaikinya, karena harganya tiketnya bertambah mahal dan waktu kedatangan di Jakarta pun juga semakin sering terlambat dibandingkan dengan sewaktu masih bernama KA Senja Kediri. Namun sejak beberapa bulan terakhir ini, mulai menunjukkan performa yang baik, tiba di jakarta rata-rata relatif lebih cepat dari biasanya, KA Senja Singosari yang kini berubah nama menjadi KA Majapahit sepertinya semakin diminati masyarakat. Hal ini tergambar dari ketersediaan tiket untuk perjalanan hari Minggu, sejak kedatangan KA Majapahit di Jakarta lebih pagi dari biasanya, seringkali tikenya habis terjual. Sekedar ingin memberikan masukan saja kepada manajemen PT KAI, menurut pandangan saya dan menyambungkan aspirasi dari beberapa teman-teman pelanggan setia mingguan kereta api tujuan Jakarta, KA Krakatau dimungkinkan akan banyak peminat seandainya jadwal pemberangkatannya dari Kediri agak sore sekitar pukul 14:00 WIB hingga 15:30 WIB. Seandainya pemberangkatan dari Kediri pukul 14:00 WIB diperkirakan bisa tiba di Jakarta sekitar pukul 03:00 WIB, itu merupakan waktu yang cukup ideal dan relatif lebih aman, bagi para penumpang yang masih harus melanjutkan perjalanan lagi. Waktunya tidak terlalu kepagian (seperti KA Brantas) dan juga tidak terlalu kesiangan (seperti KA Majapahit). Begitu pula saat tiba di Merak bisa sekitar pukul 06:45 WIB, merupakan waktu cukup aman bagi penumpang yang ingin melanjutkan perjalanannya ke beberapa wilayah di Sumatera, paling tidak pilihan sarana transportasi untuk melanjutkan perjalanannya relatif sudah siap tersedia. Selain itu sedapat mungkin diupayakan KA Krakatau bisa berhenti sejenak di Stasiun Kertosono, dengan pertimbangan untuk memudahkan akses bagi calon penumpang yang berdomisili di wilayah Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan Batu. Seandainya tetap dijadwalkan sebagai kereta pagi, jadwal pemberhentian di Stasiun Kertosono bisa disesuaikan dengan saat kedatangan kereta lokal Rapih Dhoho Penataran yang jam pertama dari Surabaya dan Blitar yang biasanya selalu bersilang bersamaan di Stasiun Kertosono sekitar pukul 06.55 WIB. Demikian pula sebaliknya jika ingin dijadwalkan sebagai kereta sore hari, sebisa mungkin dijadwalkan masuknya sesaat setelah kedatangan KA Rapih Dhoho Penataran dari Surabaya dan Blitar yang jam ke tiga, yang biasanya bersilang bersamaan di Stasiun Kertosono sekitar pukul 15.04 WIB . Jika KA Krakatau jadi berubah mejadi relasi Merak-Kediri, maka Stasiun Kediri paling tidak akan membutuhkan sedikitnya 3 jalur untuk tempat parkir rangkaian KA Brantas, KA Kahuripan dan KA Krakatau. Sementara jalur yang tersedia hanya ada 2 jalur.  Mungkin solusinya, salah satu dari kereta yang ada, misalnya KA Brantas, relasinya diperpanjang menjadi Pasarsenen-Tulungagung, dengan pertimbangan antara lain : 1) di Stasiun Tulungagung masih tersedia 1 jalur yang tidak terpakai, 2) waktu dan jarak tempuh antara Stasiun Kediri dengan Stasiun Tulungagung juga tidak terlalu jauh 33 km atau sekitar 35 menit perjalanan, 3) memudahkan akses para pelanggan setia KA Brantas yang banyak juga berdomisili di Trenggalek, Tulungagung, dan Blitar bagian barat, 4) pada awal launching KA Brantas dan KA Majapahit, pemberangkatan awal juga pernah dari Stasiun Tulungagung, 5) Stasiun Tulungagung lebih dekat aksesnya dengan jalur bus/angkutan umum lanjutannya dibandingkan dengan jarak dari Stasiun Kediri menuju akses jalur bus terdekat, kalau jalan kaki kira-kira hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit. Sebagi pelanggan setia, kami sangat mengharapkan, PT KAI semakin tulus dalam memahami kebutuhan konsumen dan menarik simpati para pelanggan setianya dan pelanggan baru lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H