Apa itu penindasan? Penindasan merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian di lingkungan sekolah, biasanya dari teman sebaya atau orang yang lebih kuat. Penindasan juga termasuk ancaman fisik atau mental yang terus menerus atau berulang yang membentuk pola kekerasan di lingkungan siswa.Â
Perilaku penindasan dikalangan siswa di sekolah saat ini sudah mulai sangat memprihatinkan, khususnya pada siswa sekolah menengah, hal ini nampaknya disebabkan karena remaja masih belum memahami dampak yang ditimbulkan terhadap siswa yang menjadi korban penindasan.
Ada beberapa faktor yang dapat membentuk perilaku penindasan, seperti: pengalaman traumatis, faktor internal dan eksternal dari remaja itu sendiri, keluarganya, komunitas atau geng yang ia ikuti, perhatian guru dan pegawai sekolah lainnya yang belum maksimal, melihat berita di media dan kebiasaan yang berhubungan dengan model lama.Â
Bentuk perundingan ini tidak hanya terjadi secara fisik, namun juga bisa terjadi secara psikis. Terkadang pelaku intimidasi ingin menghormati orang yang lebih tua atau figur otoritas yang memiliki posisi dominan dalam kelompok.
Faktor-faktor yang menyebabkan individu menjadi korban internal penindasan antara lain kecemasan, rendahnya harga diri, kecenderungan tidak menyukai situasi sosial, kurangnya empati, kurang percaya diri, kesulitan penyesuaian diri, kesulitan dalam ekspresi diri dan ciri-ciri fisik tertentu seperti: warna kulit, rambut berbeda atau kelainan fisik lainnya, individu seperti itu biasanya memiliki keterampilan sosial yang buruk. Dan sampai pada akhirnya menyebabkan yang muncul dominan adalah ego pada diri pribadi anak.Â
Keterampilan sosial memiliki peran yang sangat penting, sebab dalam lingkungan sosial individu selalu berhadapan dan berinteraksi dengan individu lainnya. Maka dibutuhkan kemampuan untuk mengungkapkan pendapat, berkomunikasi, berbaur, berempati dan kerjasama untuk mencapai tujuan sosial.Â
Individu berinteraksi agar dapat lebih mudah memahami dan dipahami satu sama lain, tanpa interaksi sosial sangat sulit untuk mencegah kesalahpahaman. Keterampilan sosial akan memberikan manfaat dalam kesuksesan pada setiap aspek kehidupan. Rata-rata orang yang mencapai kesuksesan, baik dalam hal berkarir, perkerjaan, pendidikan, dan berbisnis adalah mereka yang memiliki kecakapan dalam kemampuan sosial.
Lalu, bagaimana cara menerapkan keterampilan sosial remaja pada kasus penindasan? Menerapkan keterampilan sosial remaja dalam kasus penindasan melibatkan beberapa langkah, seperti:
1. Pengembangan Empati: Mendorong remaja untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain, termasuk korban dan pelaku penindasan.
2. Penguatan Keterampilan Komunikasi: Mengajarkan remaja cara berkomunikasi dengan baik dan efektif, termasuk cara menyampaikan pendapat tanpa menggunakan kekerasan verbal atau fisik.
3. Pelatihan Penyelesaian Konflik: Memberikan keterampilan dalam menangani konflik secara konstruktif dan tanpa kekerasan, serta cara mengatasi situasi yang memicu atau memperburuk penindasan.
4. Peningkatan Keterampilan Asertif: Mengajarkan remaja cara memperkuat diri sendiri dengan cara yang positif, tanpa merugikan orang lain, seperti mengatakan tidak pada tekanan teman sebaya atau mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap perilaku penindasan.
5. Pengenalan Diri dan Penghargaan Diri: Membantu remaja mengenali kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta meningkatkan rasa harga diri dan kepercayaan diri sehingga mereka lebih mampu menghadapi situasi penindasan dengan lebih baik.
6. Pendorong Pelaporan: Mendorong remaja untuk melaporkan insiden penindasan kepada orang dewasa yang dipercayai, seperti orang tua atau guru, serta memberikan dukungan dan jaminan bahwa melaporkan penindasan adalah tindakan yang benar dan penting.
7. Promosi Lingkungan Positif: Membangun lingkungan yang mendukung di sekolah dan komunitas, di mana penindasan tidak ditoleransi dan keterlibatan aktif dari semua anggota masyarakat diminta untuk mencegah dan menangani penindasan.
Dengan menggabungkan dan mempraktikkan keterampilan sosial ini, remaja dapat membantu mengurangi penindasan dan menciptakan suasana yang lebih aman dan inklusif bagi semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H