Ainsworth kemudian menambahkan kategori keempat, yaitu Attachment Disorganize, yang muncul pada anak-anak yang mengalami perilaku tidak konsisten atau bertentangan dalam menanggapi perpisahan dan pertemuan dengan pengasuh. Gaya ini sering dikaitkan dengan situasi di mana anak-anak mengalami trauma atau pengasuhan yang tidak stabil.
IMPLIKASI TEORI ATTACHMENT
Teori attachment memiliki implikasi yang luas dalam pemahaman perkembangan anak. Bowlby dan Ainsworth menunjukkan bahwa kualitas hubungan awal dengan pengasuh sangat memengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak, serta kemampuan mereka untuk membentuk hubungan di masa depan. Anak-anak dengan attachment yang aman cenderung memiliki keterampilan sosial yang lebih baik, lebih mampu mengelola stres, dan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Sebaliknya, anak-anak dengan attachment yang tidak aman sering kali menghadapi tantangan emosional, hubungan interpersonal yang bermasalah, dan kecenderungan untuk mengembangkan masalah kesehatan mental.
Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya responsivitas pengasuh terhadap kebutuhan emosional anak. Respons yang konsisten dan penuh perhatian dari pengasuh akan memperkuat ikatan emosional yang sehat, sementara pengasuhan yang tidak responsif atau tidak stabil dapat menyebabkan perkembangan attachment yang bermasalah.
Pengaruh Teori Attachment dalam Psikologi Perkembangan
Teori attachment yang dikembangkan oleh Bowlby dan Ainsworth telah memberikan kontribusi besar dalam bidang psikologi, terutama dalam pemahaman tentang bagaimana hubungan awal memengaruhi perkembangan individu sepanjang hidupnya. Konsep ini tidak hanya terbatas pada pengaruh dalam masa kanak-kanak, tetapi juga dapat mempengaruhi pola hubungan interpersonal di masa dewasa.
1. Perkembangan Emosional dan Sosial Anak
Teori attachment menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki attachment aman lebih cenderung mengembangkan keterampilan sosial yang sehat. Mereka belajar untuk mengatur emosi mereka dengan lebih baik, menunjukkan empati terhadap orang lain, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Anak-anak dengan gaya attachment ini merasa aman untuk menjelajah dunia luar, bereksplorasi, dan membentuk hubungan dengan teman-teman mereka.
Sebaliknya, anak-anak dengan gaya attachment yang tidak aman (seperti menghindar atau ambivalen) sering kali menunjukkan kesulitan dalam mengelola emosi dan lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, atau masalah perilaku. Mereka mungkin merasa tidak aman dalam menjalin hubungan dengan orang lain, atau mungkin memiliki kesulitan untuk mempercayai orang lain.
2. Pengaruh dalam Kehidupan Dewasa
Teori attachment juga mengidentifikasi bagaimana pola attachment yang terbentuk di masa kanak-kanak dapat mempengaruhi kehidupan dewasa, terutama dalam hubungan romantis dan hubungan antarpribadi. Penelitian yang lebih lanjut, seperti yang dilakukan oleh psikolog seperti Cindy Hazan dan Phillip Shaver, mengungkapkan bahwa pola attachment yang terbentuk di masa kanak-kanak cenderung berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi cara seseorang berhubungan dengan pasangan, teman, dan kolega mereka.