Mohon tunggu...
ayi rusmadi
ayi rusmadi Mohon Tunggu... Human Resources - Educational Leader

jika ingin memperbaiki generasi perbaiki kualitas pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yeaaay It's Class Meeting Time..

16 Desember 2019   09:41 Diperbarui: 16 Desember 2019   12:21 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penilaian Akhir Semester telah berlalu, peserta didikpun telah menyelesaikan Remedialnya. Guru sekarang sibuk memasukkan nilai kedalam sistem rapor untuk di print dan siap dibagikan jumat ini, 20 Desember 2019. Lalu apa yang dilakukan para siswa? berdasarkan kalender pendidikan yang dibagikan di awal tahun maka minggu ini adalah minggu efektif. Artinya peserta didik diwajibkan masuk ke sekolah. Namun kegiatan apa yang bisa dilakukan setelah semua nilai telah diinput ke dalam sistem rapor. Nah, inilah salah satu jawabannya; Class meeting.

Apa itu Class Meeting? berdasarkan namanya seharusnya ia adalah pertemuan antara kelas. Apa saja kegiatan Class Meeting? bisa sangat beragam, dari pertandingan antara kelas, Seminar kesiswaan atau mungkin merapihkan dan mendekor kelas. Dalam hal ini pihak sekolah sangat berkepentingan agar moment ini dimanfaatkan dengan baik. 

Jika kita melihat waktu pelaksanaan class meeting setelah pelaksanaan PAS maka semangat Class Meeting adalah meregangkan suasana pasca ujian agar peserta didik merasakan kesenangan bersekolah dengan kegiatannya yang bukan hanya serius akademik. Sekolah sebagai tempat bersosialisasi mencari teman, mengembangkan bakat dan minat seharusnya dapat dimaksimalkan dalam moment Class meeting.

Lalu siapa yang berperan melaksanakan kegiatan ini jika guru-guru sibuk menginput nilai? disinilah peran dari wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan staf untuk mengelolanya bersama kepengurusan OSIS di jenjang SMP dan SMA  atau wali kelas dan perwakilan pengurus kelas untuk SD. Pengalaman peserta didik menyelenggarakan kegiatan sangat besar manfaatnya bagi peningkatan keterampilannya dalam memimpin dan berorganisasi serta membangun kebersamaan dan kekompakan.    

Dalam kegiatan Class Meeting pengurus OSIS dapat mengadakan musyawarah atau rapat dengan pengurus dan para perwakilan kelas. lalu mereka dapat menyepakati bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai kesepakatan bersama. mereka juga dapat mengajukan dana ke pihak sekolah ataupun iuran masing-masing perwakilan kelas untuk membeli hadiah atau konsumsi bersama. Dalam pelaksanaanya mereka dapat menentukan pembagian tugas diantara mereka ataupun dengan bantuan Bapak dan Ibu Guru. 

Dari gambaran di atas kita dapat mengimplementasikan pendidikan kepemimpinan sejak dini kepada peserta didik. Bahwa mendidik dengan pendampingan dan praktik langsung pengalamanan memimpin jauh lebih efektif dari teori dan diskusi di dalam kelas kepemimpinan. Saat ini peserta didik perlu dilibatkan dan disibukkan dengan berbagai kegiatan yang positif dan mengembangkan minat dan bakat mereka.

Memang berdasarkan pengalaman penulis tidaklah mudah mengadakan kegiatan yang melibatkan seluruh peseta didik ketika mindset mereka sudah liburan karena kegiatan akademik sudah selesai. Namun justru inilah tantangannya bagi para pendidik di sekolah khususnya wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk bisa mengemas kegiatan ini menjadi kegiatan wajib sekolah yang menyenangkan dan ditunggu -tunggu oleh peserta didik.

Apakah melalui kegiatan yang menarik dengan hadiahnya, keterlibatan seluruh stake holder sekolah, bekerjasama dengan figur terkenal atau lembaga profesional tentang karir atapun hobby, dan atau mungkin bekerja sama dengan sekolah lain melakukan  ekspedisi olah raga. 

Akhirnya menciptakan sekolah yang menyenangkan dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat menjadi tanggung jawab bersama termasuk orang tua di rumah yang mengontrol kehadiran anak-anaknya ke sekolah dan tidak memfasilitasi dengan liburan sebelum waktunya.

Walaupun buat sebagian keluarga tentu menghabiskan waktu dengan anak -anak di rumah Kakeknya atau berkumpul bersama saudara-saudaranya juga sebuah arti pendidikan keluarga. Sampai titik ini kita tidak akan saling membenturkan. Sejauh semua pihak telah melakukan tugasnya masing-masing pilihan kembali kepada peserta didik melihat manfaat dan kepentingan setiap kegiatan bagi pengalaman hidupnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun