Padahal ada enam perempuan di rombongan kami. Hampir delapan jam perjalanan kami tidak bisa tidur, duduk dilantai dilangkahi oleh pedagang-pedagang dan berpengap-pengap ria di kereta ekonomi yang kami naiki itu.
Jangan bandingkan dengan kereta ekonomi zaman sekarang yang sudah dilengkapi AC, kereta api zaman dahulu masih jorok, kotor, panas, tidak ada charger, toilet pesing, banyak copet dan penuh sekali. Pedagang pun masih diperbolehkan masuk. Pedagang ini hampir setiap saat hilir mudik di tiap gerbong. Pedagang ini menjajakan dagangannya dengan bersuara-suara. Terkadang ada yang usil membangunkan penumpang yang tidur dengan sengaja menyenggol penumpang itu. Makanya dengan membayangkan naik kereta dengan tiket tanpa tempat duduk pasti akan stress sendiri.
Tapi untungnya saya pernah merasakan momen itu. Momen suka duka ketika mudik. Mungkin saya adalah beberapa orang yang beruntung bisa merasakan sensasi naik kereta api jarak jauh zaman old dan zaman now. Kini kereta api sudah berubah drastis.Â
Perubahan itu membuat kereta api menjadi moda transportasi yang semakin dinikmati dan disukai masyarakat. Hingga hari ini, kereta api masih menjadi pilihan pertama saya ketika melakukan perjalanan jarak jauh. Dan saya selalu suka ketika menaiki kereta api entah kenapa saya selalu teringat naik kereta api zaman dahulu yang luar biasa itu. Saya selalu tersenyum begitu mengingatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI