Mohon tunggu...
Arief Satiawan
Arief Satiawan Mohon Tunggu... Konsultan - www.ariefsatiawan.com

aku bukanlah aku.. aku pasti berubah di setiap waktu.. aku berubah untuk menjadi lebih aku

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Jangan Mau Jadi Korban Iklan! Berbukalah dengan yang Benar

21 Mei 2019   13:54 Diperbarui: 21 Mei 2019   14:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak kerasa puasa sudah memasuki hari ke enam belas saja. Biasanya kalau sudah hari-hari segini, pikiran sudah mulai tidak fokus karena THR, puasa jadi semakin tidak berasa puasanya, mulut sudah mulai bosan dengan menu berbuka yang ada dan iklan sirup mulai bergentayangan di tayangan televisi. Para ibu-ibu juga sudah mulai mencari cari baju lebaran buat keluarganya, para pekerja mulai menerka-nerka uang THR akan buat apa dan para mahasiswa perantau akan bersiap-siap untuk mudik. 

Tak lupa juga, para single akan mencari jawaban atas pertanyaan horor saat lebaran, lalu para pasangan akan mulai memantapkan diri untuk mengenalkan pasangannya kepada keluarga masing-masing dan para nenek/kakek akan bersiap diri untuk menyambut keluarga yang akan datang. Ah kerennya bulan ramadhan.

Meski ramadhan sudah memasuki hari keenam belas, namun tubuh harus tetap diasupi oleh makanan/minuman yang bergizi ya. Selama ramadhan, ramai tagar berupa kalimat "berbukalah dengan yang manis". Tagar ini sepertinya akan selalu abadi dan hits setiap bulan puasa tiba. Saya ingat jargon ini mulai mengerucut ketika saya SD dulu. Dan hingga saat ini jargon ini terus menerus ada setiap bulan puasa tiba. 

Padahal kita perlu mencermatinya dalam-dalam mengenai jargon berbuka dengan yang manis ini. Jargon ini membuat sebagian besar orang berbuka dengan makanan/minuman yang manis. Jargon ini pula yang membuat persepsi sebagaian besar orang berkata bahwa berbuka haruslah dengan yang manis. Padahal itu tidak sepatutnya benar. Berbuka dengan yang manis tidak selalu benar, tapi tidak salah juga. Berbuka dengan yang manis cenderung membuat kita salah kaprah.

Bila melihatnya dalam kacamata islam. Tidak ditemukan hadits atau ayat quran yang mengatakan bahwa berbuka harus dengan yang manis. Tapi di hadits atau ayat quran juga tidak ditemukan bahwa berbuka dengan yang manis adalah perkara yang salah atau haram. Jadi sebenarnya tidak ada masalah disini. Tapi, bila kita ingin mengikuti sunahnya, ada tiga menu buka yang direkomendasikan oleh Rasulullah. Menu itu adalah,

  • Kurma yang dipetik langsung dari pohonnya
  • Kurma
  • Air putih

Saya tidak akan memberikan haditsnya, silakan pembaca mencarinya sendiri dengan menanyakannya di majelis-majelis atau browsing via internet. Nah dengan begitu kamu bisa langsung mempercayainya.

Berbuka dengan yang manis pun tidak ada salahnya. Namun dari segi kesehatan, kita perlu menahan diri untuk itu. Bila kita memakan makanan dengan pemanis buatan tentu sangat tidak direkomendasikan bagi kesehatan. Makanya berbuka dengan yang manis selain dengan tiga menu diatas, sebaiknya adalah dengan mengkonsumsi buah-buahan segar. Buah dapat memberikan tambahan energi buat tubuh setelah berpuasa seharian, lalu buah juga memiliki aneka vitamin yang bermanfaat untuk tubuh. Buah-buah yang direkomendasikan untuk dikonsumsi itu antara lain semangka, pisang, jeruk dan alpukat.

Berbuka dengan yang manis pada walanya adalah sebuah slogan yang dipopulerkan untuk membuat suatu produk laku. Slogan ini lama kelamaan berkembang di masyarakat dan menjadi sebuah anjuran setiap bulan puasa tiba. Di bulan puasa, es teh manis, es campur, es blewah, dan es-es lainnya akan begitu mempesona. Makanan itu selalu membuat orang ngiler begitu melihatnya. Namun ada baiknya kita mendahulukan yang sunah terlebih dahulu saat berbuka puasa. Setelah itu silakan untuk berkreasi dengan menu bukaan, tapi tentu dengan menjaga makanan/minuman yang kita makan, agar tubuh bisa selalu sehat dan terhindar dari penyakit, baik selama bulan puasa maupun sesudahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun