Mohon tunggu...
asyhari rahman
asyhari rahman Mohon Tunggu... -

Email: rahmanasyhari@gmail.com Telp/WA: 085247274342 Line: ayipito Blog: tulisankl.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemanfaatan Jurnal Ilmiah sebagai Bahan Ajar

5 November 2017   22:56 Diperbarui: 5 November 2017   23:48 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Abstrak

Sebagai seorang mahasiswa, membaca jurnal ilmiah adalah hal yang wajib untuk dilaksanakan. Banyaknya tugas yang diberikan dosen tidak semata-mata bisa dikerjakan dengan hanya mengandalkan buku teks, namun juga perlu referensi lain yang menunjang ilmu dan pengetahuan, yaitu jurnal ilmiah. Membaca sebuah penelitian jurnal ilmiah bukan hanya menambah pengetahuan saja, tetapi juga menambah kemampuan dalam menganalisis masalah terkait dengan penelitian dan dapat meningkatkan kualitas lulusan serta menambah kuantitas produk ilmiah sehingga membuat Negara Indonesia terlihat di dunia. Mahasiswa sebagai agent of change pun menjadi lebih terlatih dan peka terhadap perkembangan zaman yang menuntut kedinamisan dalam segala hal. Untuk itu penulis mengkaji kelebihan jurnal ilmiah sehingga bisa diposisikan menjadi bahan ajar primer di perguruan tinggi.

Kata Kunci: bahan ajar, jurnal, ilmiah, perguruan tinggi.

Pendahuluan

Seiring dengan kemajuan zaman, proses pembelajaran pun dituntut perkembangannya. Sebagai implementasinya hampir setiap tahun kurikulum dan paradigma pembelajaran selalu berubah dan mengalami revisi. Maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar tidak hanya ditentukan oleh pengajar melainkan peserta didik. Konsep sistem kuliah SCL (Student Centered Learning) dengan metode PBL (Problem Based Learningi) di perguruan tinggi, menunjukkan bahwa proses belajar mengajar harus berpusat pada mahasiswa (Meilia Rasiban, 2013).

Pada tingkat perguruan tinggi sumber belajar atau sumber informasi tidak berpusat pada pengajar atau dosen. Mereka hanya berperan sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator dalam kelas. Mahasiswa lebih diarahkan mencari sumber belajar lain seperti perpustakaan di kampus, hingga saat ini telah muncul teknologi internet yang sangat memudahkan peserta didik atau mahasiswa dalam mencari dan menggali ilmu pengetahuan yang terkait dengan bidangnya. Malalui perpustakaan dan internet tersebut, mahasiswa bukan hanya dapat mencari buku tetapi juga beragam artikel yang diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah. Sementara ini di Indonesia jurnal ilmiah hanya dijadikan bahan ajar sekunder. Sementara, di negara maju seperti Amerika, sudah lama menjadikan jurnal ilmiah sebagai bahan ajar primer.

Melihat data dari Ditjen Risbang Kemenristekdikti, publikasi ilmiah internasional Indonesia terus melesat dan pada tahun 2017 ini sudah berhasil menyamai Singapura dari posisi kedua (Wurinanda, 2017). Kenyataan ini menunjukkan bahwa artikel pada jurnal ilmiah cenderung lebih pesat pembaruan ilmunya daripada bahan ajar primer berupa buku teks. Maka sudah tentu jurnal ilmiah sangat layak untuk dijadikan bahan ajar primer. Sehingga membantu mahasiswa dalam memperoleh informasi mutakhir, menambah wawasan, dan dorongan untuk menulis.

Pengertian Bahan Ajar

Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbit-kan secara resmi dan disebar-luaskan (Kep. Mendiknas No.36/D/O/2001, pasal 5 ayat 9). Buku ajar berbeda dengan buku teks, karena buku ajar disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan khusus yang terkait dengan pembelajaran mahasiswa. Maka buku ajar disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, agar sesuai dengan ciri karakteristik mahasiswa, dan berdasarkan rencana kegiatan belajar mahasiswa. Novianti (2014) mengatakan bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri karena sistematis dan lengkap.

Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

Bahan ajar yang sengaja direncanakan, yaitu bahan ajar yang secara khusus dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional sebagai fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

Bahan ajar yang karena dimanfaatkan, yakni bahan ajar yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, seperti jurnal ilmiah maupun media massa.

Pada penggunaannya, bahan ajar berupa media massa lebih sering digunakan karena banyaknya variasi model yang ditawarkan. Mahasiswa lebih memilih bentuk bahan ajar seperti itu karena cukup bermodalkan kata kunci dari pelajaran yang ngin dicari, maka munculah beragam bentuk referensi mulai dari berbentuk teks hingga video maupun ilustrasi 3D.

Pengertian Jurnal Ilmiah

Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala (Amin, 2013). Jurnal ilmiah juga dapat diartikan sebagai suatu kutipan dari laporan yang memuat poin-poin penting dari laporan tersebut. Jurnal menjadi litaratur penting untuk mendukung proses belajar mahasiswa. Karena, jurnal memuat informasi yang bersifat ilmiah hasil dari penelitian para peneliti dan terbit secara berkala. Jurnal menjadi sumber bacaan bermutu karena menyediakan informasi mutakhir yang terkadang tidak didapatkan dari sumber bacaan buku.

Secara fisik jurnal terbagi atas dua jenis yaitu, jurnal berbentuk cetak dan jurnal berbentuk non-cetak (online). Jurnal cetak adalah jurnal yang fisiknya berbentuk dokumen dan terjilid. Jurnal berbasis cetak ini informasinya bisa langsung dibaca ketika jurnal tersebut sudah diterbitkan dalam bentuk buku oleh penerbitnya dan bisa didapatkan di perpustakaan. Sedangkan jurnal berbasis non-cetak bisa didapatkan dengan mudah melalui akses internet. Biasanya ini adalah yang paling sering digunakan mahasiswa maupun dosen untuk dijadikan sumber referensi dalam penulisan.

Jurnal Ilmiah dalam Kegiatan Belajar

Kelahiran jurnal ilmiah membawa perubahan besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan ini semakin meningkat secara kualaitas dan kuantitas dari waktu ke waktu. Kegiatan belajar dan mengajar akan lebih berhasil bila peserta belajar tidak ketergantungan dengan pada pengajar terhadap pengembangan ilmu pengetahuannya. Untuk itu, mahasiswa sebagai pelajar mandiri wajib aktif mencari sebanyak-banyaknya referensi sebagai penunjang keilmuannya. Referensi ini harus mengandung pengertian-pengertian yang informatif, sistematis, mengandung unsur pengembangan, dan dapat dipahami dengan cepat.

Melaui jurnal ilmiah yang pembaruannya sangat cepat maka sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang tersebut di atas. Sebagai bahan ajar sekunder, jurnal ilmiah sangat sering dijadikan bahan rujukan dalam penulisan karangan ilmiah ketimbang buku. Mahasiswa yang terbiasa membaca jurnal ilmiah pada awal perkuliahan akan sangat mudah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dosen. Seringnya membaca jurnal ilmiah juga membuat mahasiswa selangkah lebih maju dan mengetahui hal-hal baru yang mahasiswa lain tidak tahu.

Merujuk pada surat yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 27 Januari 2012 mengenai syarat kelulusan bagi jenjang S1, S2, dan S3 wajib memiliki karya ilmiah yang terpublikasi, maka menempatkan jurnal sebagai bahan ajar primer merupakan salah satu cara yang tepat untuk mewujudkannya. Selain dapat meningkatkan kualitas lulusan juga meningkatkan produktivitas penelitian di Indonesia. Jurnal ilmiah sebagai bahan ajar memiliki empat kelebihan, yaitu (1) informatif, (2) alat perbandingan, (3) mutakhir, dan (4) interdisipliner.

Informatif

Informasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang saat ini. Di zaman sekarang, informasi di dalam dunia pendidikan merupakan kebutuhan utama. Kebutuhan informasi menjadi sumber masalah jika kebutuhan tersebut tidak bisa terpenuhi. Hal tersebut terjadi karena informasi merupakan faktor penting dalam menunjang dan meningkatkan proses kegiatan belajar di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia pendidikan.

Demikian dengan hadirnya jurnal ilmiah, kebutuhan informasi akan pengetahuan bisa terpenuhi. Mahasiswa sebagai pengguna informasi, dalam melakukan penelusuran informasi akan lebih tertarik dengan referensi non-cetak daripada tercetak. Salah satu bahan referensi yang tersedia dalam bentuk tersebut adalah jurnal ilmiah.

Alat Perbandingan

Sebuah teori akan diakui keabsahannya ketika sudah teruji dan sering digunakan sebagai dasar dalam pembelajaran atau penelitian. Artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah sudah pasti teruji dalam hal format dan isinya. Bahkan artikel yang dimuat dalam jurnal internasional terakreditasi hampir semua berisi tentang penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, sehingga teori dan metode yang digunakan dalam penelitiannya selalu berkembang. Sebagai mahasiswa yang memiliki syarat wajib untuk membuat penelitian sebelum kelulusannya, akan sangat terbantu dalam menentukan topik penelitian bila sudah banyak membaca artikel ilmiah.

Keterampilan berpikir kritis mahasiswa akan terbangun jika banyak membaca artikel yang isinya akan dijadikan bahan perbandingan dalam penelitiannya. Pembaruan tema dan metode akan membuat penelitian mahasiswa tidak berputar-putar di topik yang sama setiap tahun. Imbasnya akan membentuk kelulusan yang berkualitas dan membantu dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang yang digelutinya selama kuliah.

Mutakhir

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutakhir diartikan modern atau pembaruan. Demi memenuhi kebutuhan pasar atau lapangan pekerjaan yang semakin beragam, mahasiswa dituntut memiliki ilmu pengetahuan yang modern agar mampu berinovasi. Bahan ajar seperti buku yang sifatnya statis akan sedikit sulit untuk mengimbangi kebutuhan mahasiswa yang terus bertambah tiap waktu. Sedangkan jurnal ilmiah dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, karena dalam waktu singkat terjadi pengembangan dari setiap penelitian yang pernah dilakukan.

Selain dalam hal isi, jurnal ilmiah juga memiliki format penulisan yang selalu berubah. Sehingga dapat melatih keterampilan menulis dan membaca yang efektif. Maka mahasiswa yang sudah sering membaca berbagai bentuk karangan ilmiah tidak akan menemukan kesulitan saat menulis dan secara bersamaan juga memperluas wawasan mengenai bagaimana meningkatkan kualitas dalam hal penulisan maupun penyusunan isi dalam membuat tulisan.

Interdisipliner

Buku sebagai bahan ajar primer dalam penyusunannya hanya menggunakan teori-teori yang linier sebagai dasar penulisan. Tidak salah, hanya saja pembaca perlu mencari buku lain untuk mempelajari disiplin lain yng dianggap kurang efektif karena kemampuan otak dalam mencerna tulisan yang banyak cukup terbatas. Namun, ini bisa saja diatasi dengan hadirnya artikel ilmiah yang memang selalu menggabungkan dua disiplin ilmu untuk memecahkan fenomena yang ditemukan. Manfaat yang diberikan penelitian interdisipliner adalah pada potensinya membawa perubahan penting dalam cara pandang pembacanya dan mengasilkan produk baru dari sebuah sinergi ilmu gabungan tersebut.

Mahasiswa yang terbiasa menyebrangi batas-batas disiplin ilmu, pola pikirnya akan berkembang jauh dan melihat pengetahuan dengan cara berbeda, misalnya yang berhubungan dengan paradigma, metode, instrumen dan litaratur. Ide-ide individu ini sangat dibutuhkan karena dapat menghasilkan lebih banyak variasi karangan ilmiah yang dapat diterbitkan dalam lebih banyak jurnal ilmiah, sehingga penyebaran gagasan dapat dilakukan lebih luas dan menambah presentase produk tulisan mahasiswa dan tempat dia belajar (universitas secara khusus dan Indonesia secara umum).

Kesimpulan

Kehadiran jurnal ilmiah memiliki dampak yang sangat besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Selain mempunyai sifat yang dianmis, jurnal ilmiah juga berisi tulisan yang membahas ilmu interdisipliner dengan sangat rinci. Berdasarkan pengamatan penulis, kebijakan menjadikan jurnal ilmiah sebagai bahan ajar primer dapat meningkatkan kualitas lulusan dan menambah kuantitas produk ilmiah sehingga membuat Negara Indonesia terlihat di dunia. Mahasiswa sebagai agent of change pun menjadi lebih terlatih dan peka terhadap perkembangan zaman yang menuntut kedinamisan dalam segala hal.

Jurnal ilmiah memuat informasi terbaru yang lebih mutakhir dari informasi yang termuat dalam buku bahan ajar. Sifatnya yang lebih aktual karena sering menghubungkan masalah di lapangan dengan tinjauan teoritis. Artikel dalam jurnal ilmiah biasanya singkat dan mudah dibaca, selain itu sering memunculkan hal-hal baru yang tidak bisa didapatkan di dalam buku. Jurnal ilmiah memiliki statistik yang lebih tinggi untuk dijadikan rujukan dan dijadikan sebagai bahan referensi dalam penulisan skripsi, tesis, maupun disertasi ketimbang buku bahan ajar yang disediakan oleh universitas.

Daftar Pustaka

Amin. (2013, Juni 4). Pengertian Jurnal Ilmiah. Diambil 3 November 2017, dari https://aminawm.wordpress.com/pengertian-jurnal-ilmiah/

Kamar. (n.d.). 12. PENELUSURANbahan ajar. Diambil dari https://www.academia.edu/8946438/12._PENELUSURAN_bahan ajar

Meilia Rasiban, L. (2013). PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) MELALUI METODE MNEMONIK DENGAN TEKNIK ASOSIASI PADA MATA KULIAH KANJI DASAR (Vol. 13). https://doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v13i2.290

Novianti, D. oleh A. irma. (n.d.). JENIS-JENIS BAHAN AJAR DAN PEMILIHAN BAHAN AJAR. Diambil 3 November 2017, dari http://irmanoviantiade.blogspot.com/2014/05/jenis-jenis-bahan-ajar-dan-pemilihan.html

Surat Dirjen Dikti No. 152/E/T/2012: Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3. (n.d.). Diambil 3 November 2017, dari http://www.unidar.ac.id/2012/02/01/surat-dirjen-dikti-no-152et2012-wajib-publikasi-ilmiah-bagi-s1s2s3/ 

Wurinanda, ira. (2017, Agustus 7). Publikasi Internasional Indonesia Lampaui Thailand, Dirjen Ghufron Apresiasi Dosen dan Peneliti. Diambil 3 November 2017, dari http://sumberdaya.ristekdikti.go.id/index.php/2017/08/07/publikasi-internasional-indonesia-lampaui-thailand-dirjen-ghufron-apresiasi-dosen-dan-peneliti/

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun