Kemajuan Bangsa Indonesia, Bagian 01.
(Oleh Bambang Setiawan)
***
Dalam menulis ini sebenarnya aq agak susah menjelaskan bahkan bingung harus mulai darimana..!?
Maka dari itu, akan kumulai dg  memberikan SATU contoh yg nyata dalam lingkungan pendidikan..
Sekarang cobalah bertanya pada mahasiswa Indonesia di PTN/S yg 'berkelas' yaitu "bagaimana kemampuan mahasiswa dari luar negeri yg bersekolah diPTN/S tersebut..!?"
Kenapa aq sebutkan PTN/S "BERKELAS"..!? Ya, karena ditempat itu pulalah banyak mahasiswa LN yg 'berkelas' kemampuannya dalam menimba ilmu.
Jujur, mereka (mahasiswa kita) akan menjawab bahwa mahasiswa dari luar negeri yang 'katanya' berkelas & pilihan itu ternyata "Nggak pintar-pintar amat".
Bahkan ada mahasiswa kita yg sedikit sombong (dibaca: jujur) dg berkata "padahal aq juga nggak pintar-pintar amat, tetapi aq nggak kalah pintar dari mereka kok".
Hmm... Sebelumnya aq (pribadi) mohon Maaf jika kalimat diatas menjadi sok bagi Pelajar Indonesia. tetapi kalau nggak percaya silahkan ditanyakan sendiri pada Mahasiswa Indonesia tentang ini. (FAKTA). Belum lagi contoh nyata akan banyaknya para juara dari pelajar Indonesia ditingkat internasional..
OK, langsung saja pada intinya bahwa TERNYATA masyarakat Indonesia itu TIDAK KALAH dalam hal "ILMU PENDIDIKAN" dibanding negara lain.
Nah, sesuai masalah yg terjadi yaitu: "tetapi kenapa Indonesia kalah bersaing dalam hal kemajuan..!?"
Maka aq akan memulai menjawabnya dg pernyataan dari "mbah buyut cerdas" yg lebih mengerti persoalannya..
Yaitu karena terjadinya "Mental Tempe" pada masyarakat Indonesia..
Pagi masih kedelai -> sore pun berubah tempe -> besoknya lagi juga berubah *kalau nggak busuk ya menjadi makanan*)
Dimana lebih cenderung sebagai seorang pengecut, berusaha diawal berhenti ditengah, disaat niat membesar tapi masih takut mempraktek-kan dan masih memilih beretorika dalam teori.
Ya, Semua tau bahwa ini terjadi karena terlalu lama penjajahan yg dialami Bangsa Indonesia shg minset "mental budak" ini masih mempengaruhi lingkungan -> kemudian berdampak pula pd perilaku.
*Lalu apa solusinya:
- Tentu harus ada pendobrak, pendamping sekaligus penyemangat..!?
Pertanyaannya adalah "Siapakah dia?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H