Mohon tunggu...
Ayi Jufridar
Ayi Jufridar Mohon Tunggu... -

Writer | Journalist | Reader

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menguasai Blockchain = Menguasai Masa Depan

24 Oktober 2018   18:43 Diperbarui: 24 Oktober 2018   18:59 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[Catatan Seminar Nasional Ekonomi Universitas Malikussaleh]

Dua pakar blockchain dari Oracle-D, Matthew Starkey dan Dylan Leighton, menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh, Aceh, Sabtu 20 Oktober 2018. Penulis Mariska Lubis tampil sebagai moderator sekaligus penerjemah. Foto: Ayi Jufridar 

Seminar Nasional Ekonomi ke-VI di Aula Cut Meutia Kampus Bukit Indah Lhokseumawe, Aceh, Sabtu 20 Oktober 2018, berlangsung dalam suasana gembira dengan kehadiran Dylan Leighton, Chief Excecutive Technology @oracle-d yang menyampaikan materi dengan kocak. Lelaki berambut gondrong itu langsung memancing perhatian 220 peserta yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi, Steemians (blogger), dan pihak perbankan. Gesture Dylan langsung menimbulkan gelak tawa hadirin dan kata-kata yang keluar dari mulutnya sering berakhir dengan tepuk tangan yang panjang.

Sejak awal, segera terlihat Dyland  memiliki kemampuan  public speaking yang bagus. Pesan terakhirnya kepada peserta, terutama mahasiswa, sungguh menyentuh. Sambil berdiri, ia meminta penulis Mariska Lubis yang menjadi moderator sekaligus interpreter untuk menerjemahkan setiap kalimatnya dengan jelas.

Teknologi terus berlari
Dylan menggambarkan dengan singkat perbedaan beberapa tahun silam dengan kondisi terkini, ketika handphone dan internet belum ada. Kini kemajuan teknologi demikian pesat sehingga jika tidak mempersiapkan diri dari sekarang, akan terus tertinggal. Saat ini, internet sudah menjadi kebutuhan di segala bidang di mana saja. "Ke depan, blockchain akan menjadi kebutuhan. Pelajari dari sekarang, dan Anda akan menjangkau peluang yang semakin luas di masa depan," pesan Dylan sambil berdiri di hadapan hadirin.

Meski mesin enam pendingin berukuran besar menyala di setiap sudut, Dylan dan CEO Oracle-D, Matthew Starkey, harus membuka blazernya karena udara Lhokseumawe yang panas. Dengan kaus oblong warna hitam berlogo Oracle-D warna merah, mereka menyampaikan materi dengan lancar.

Dylan bercerita, ini untuk pertama kalinya mereka ke Indonesia dan ke Aceh. Suhu Lhokseumawe yang rata-rata 34 derajat celcius bahkan pada musim hujan seperti sekarang, membuatnya gerah. Mukanya sering kemerahan menahan udara panas. "Di tempat saya tinggal, pada musim panas pun suhunya hanya 10 derajat celcius," ungkap Dylan. Wajah saja ayah satu anak itu merasa kegerahan.

Sebelumnya, Starkey telah menjelaskan keunggulan teknologi blockchain di berbagai bidang; ekonomi, keuangan, bisnis, pengentasan kemiskinan, bahkan dalam dunia politik. Dengan data yang tidak terbatas, keterbukaan, tidak mudah diretas, sampai pada jejaknya yang masih bisa ditelusuri, akan membuat semua pihak beralih pada blockchain di masa mendatang.

Seminar berlangsung tiga jam lebih tanpa terasa. Pertanyaan yang datang dari peserta, sangat berkelas. Ada juga yang tidak bertanya, seperti Arman dari Dinar Dirham Koin yang kini juga menggunakan teknologi blockchain. Arman memaparkan bagaimana teknologi blockchain kini membuat masjid dan para pengurus masjid termasuk imam, mendapatkan kesejahteraan.

Blockchain lebih dari cryptocurrency

Ada juga kritik dari Bank Indonesia di Lhokseumawe yang melihat cryptocurrency hanya dari aspek hukum. Menurut perwakilan dari Bank Indonesia di Lhokseumawe tersebut, satu-satunya mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah rupiah. "Memperdagangkan, membeli, dan menjual cryptocurrency  adalah perbuatan melanggar hukum," kata pegawai Bank Indonesia Lhokseumawe tersebut.

Mungkin dia tidak terlalu paham tentang blockchain yang tidak melulu tentang cryptocurrency. Mungkin dia tidak mengikuti perkembangan terbaru di mana bank sentral Indonesia juga kini sedang mempelajari cryptocurrency dari berbagai aspek.

Tapi, itulah dinamika dari sebuah seminar di mana pro dan kontra selalu ada. Apa pun itu, seperti pesan Dylan, teknologi blockchain harus menjadi salah satu disiplin ilmu yang harus dikuasai generasi muda sebab di sanalah masa depan yang cerah menanti. Oracle-D adalah sebuah komunitas blockcahain yang berbasis di Londi, Inggris. Mereka hadir di beberapa kota di Indonesia, antara lain Banda Aceh, Lhokeumawe, Padang, dan Jakarta untuk menghadiri sejumlah sseminar tentang teknologi blockchain.[]

[sumber: https://steemit.com/blockchain/@ayijufridar/take-control-the-blockchain-take-control-the-future-malikussaleh-university-s-national-economic-seminar-noted-ec44a862836ce]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun