PROYEK SENI INDONESIA BERKABUNG yang digagas oleh gabungan akademisi dari Universitas Sanata Dharma, Institut Seni Indonesia, Universitas Duta Wacana, Universitas Gadjah Mada, dan seniman Yogyakarta, adalah serangkaian kegiatan seni beragam bidang dan seminar yang diselenggarakan untuk mengkritisi situasi sosial dan politik yang terjadi di Indonesia saat ini. Salah satu bidang seni yang dilombakan adalah teater yang diselenggarakan pada tanggal 1-2 Desember 2015 bertempat di Auditorium Jurusan Teater Fakultas Pertunjukan ISI Yogyakarta.
Dalam bidang teater, ada 10 besar kelompok penampil dari berbagai daerah di Indonesia yang sebelumnya sudah lolos kurasi naskah oleh dewan juri. 10 kelompok tersebut adalah HMJ Teater ISI Padang Panjang, Teater Sendratasik Unesa, UKM Seni Unej, Rumah Generasi Berkarya Unmuh Palembang, Teater Hampa Indonesia UM, Teater Camuss Jakarta, Teater Kaki Langit Unesa, Teater Eska UIN Yogyakarta, Teater Mishbah UNY, dan Teater Padi An-Nuqayah Sumenep. 10 besar kelompok tersebut menampilkan bentuk pementasan yang beragam dengan mengusung tema Indonesia Berkabung kedalam pementasannya. Dari 10 penampil, Teater Kaki Langit Unesa yang menampilkan Indonesia berkabung dengan naskah “Republik Tukang Becak” berhasil meraih penghargaan sebagai penampil terbaik. Penghargaan lain yakni Penampil Potensial diberikan kepada Teater Hampa Indonesia UM dengan naskah “Masihkah Kita?” dan Rumah Generasi Berkarya Unmuh Palembang dengan naskah “Potret Indonesia Saat Ini”.
Ditinjau dari psikologi politik, panitia menyelenggarakan Proyek Seni Indonesia Berkabung merupakan kelompok tunggal. Menurut Hermann (2001), Kelompok Tunggal adalah sebuah unit keputusan yang mencakup sekumpulan individu yang semua anggotanya berdiri sendiri-sendiri, yang secara kolektif memilih serangkaian tindakan dengan bertukar pikiran satu sama lain.
Dikatakan kelompok tunggal karena panitia proyek tersebut terdiri dari kelompok individu yang berdiri sendiri yang kemudian merangkai acara tersebut dengan bvrtukar pikiran bahkan pekerjaan satu sama lain. Proyek Seni Indonesia Berkabung juga melawati tahap pengambilan keputuan oleh Bales dan Strodback (1951) yaitu pertama tahap orientasi dimana para angota kelompok mendefinisikan masalah. Dimana dalam kegiatan ini anggota kelompok adalah panitia penyelenggara dan peserta.
Dan mendefinisikan masalah adalah situasi sosial dan politik yang terjadi di Indonesia saat ini. Tahap kedua, tahap diskusi yaitu anggota kelompok menghabiskan waktu mengumpulkan informasi. Kelompok panitia penyelenggara menumpulkan informasi situasi sosial dan politik yang terjadi di Indonesia, dan kelompok peserta mengumpulkan informasi adanya proyek ini serta mengumpulkan ide untuk dijadikan sebuah pementasan.
Tahap ketiga, tahap pengambilan keputusan yaitu kelompok mengambil sebuah solusi. Kelompok panitia mengambil keputusan dengan mengkritik situasi sosial dan politik lewat Proyek Seni Indonesia berkabung, dan kelompok peserta mengambl keputusan bentuk mana dan siapa saja yang akan mengikuti kegiatan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H