Mohon tunggu...
Arief Tirtana
Arief Tirtana Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sedikit pinter, sedikit bloon, Sedikit aneh, sedikit punya wawasan, sedikit-banyak tahu, sedikit2 banyak bertanya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(Tuhan) Inilah yang Akan Anda Baca Berulang Kali!

5 Oktober 2012   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:13 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : http://andibombang.com/mencari-kebenaran


Semua tuhan dan agama adalah ciptaan manusia. Kita yang menciptakan, kita sembah sendiri, kita cuekkan sendiri dan kita lupakan sendiri. Sekarang giliran Tuhan yang kita liburkan. sosok antagonis ini telah habis masa pakainya. Tuhan tidak cocok lagi utk jaman ini. Tuhan, sama seperti Huitzilopochtli, makhluk haus darah yang haus akan korban manusia. Kita harus bunuh Tuhan dan menusuk jantungnya pakai pasak kayu agar tidak bangun lagi mengisap darah orang tak bersalah.


Jika kamu memang merasa perlu percaya pada sosok Tuhan, ada banyak tuhan lain yang pantas dipilih. Jika tidak suka dgn yang ada, bikin aja tuhanmu sendiri. Aku bikin sendiri. Aku percaya pada prinsip tunggal yang menaungi keberadaan ini. Ini tuhan yang sama dengan tuhannya Einstein, Spinoza dan Hawking. Aku percaya pada Dao, prinsip abadi yg tak terubahkan. Ya, aku orang yang percaya. Aku percaya keindahan, harmoni, keteraturan dan cinta. Aku percaya pada potensi tak terbatas yang ada dalam diri kita. Aku tidak menyembah Sang Cinta ataupun berdoa padanya. Aku cukup mengerti tentangnya dan menerapkannya disetiap tarikan nafasku.


Jagat ini hanya satu pikiran dalam benak Tuhan. Itu jika kamu ingin secara puitis memikirkannya demikian. Tuhan ada, tanpa menjadi sesuatu. Sekaligus yang paling mewujud dan tidak berwujud. Gimana bisa? Pikirkan saja tentang kehidupan! Tidakkah kehidupan itu ada wujudnya tapi sekaligus tidak berwujud? Kehidupan hanya satu ekspresi dari Tuhan.


Tuhan meliputi segala dan setiap orang. Kamu tidak bisa lolos darinya, sepersekian detikpun. Sesaat kamu berhenti mematuhi tuhan, kamu langsung tiada. Ini karena Tuhan bukan pemberi hukum tapi hukum itu sendiri. Bahkan jika sbg manusia kamu tidak patuh dan melanggar hukum, tubuh kamu tahu bagaimana mematuhinya. Itu sebabnya kamu masih hidup. Itu sebabnya kamu punya wujud manusia. Ini karena setiap sel dan atom dalam tubuh kamu patuh pada hukum alam dan secara metafora bicara, "aku orang percaya."


Ya, aku percaya alam semesta yg indah ini dengan segala hukum alam dan keteraturannya, terimakasih bumi pertiwi, i love you...


Jadi, jika ada yang bertanya bagaimana pemahaman anda tentang Tuhan. dengan berani saya akan mengatakan: Tuhan dalam pemahaman saya adalah totalitas kesegalaan yang ada dalam kehidupan ini. Jadi, Tuhan itu bukan seperti khayalan para nabi yang selalu cerewet mengintai kesalahan2 kita. Tuhan itu bukan mahluk besar berjenggot yang suka ngintip ke bawah, ke alam manusia. Tuhan adalah kesegalaan yang ada, Tuhan yang adalah nama lain dari semesta, termasuk sampeyan2 semua dan saya.


Sama seperti kata ‘YHWH’ yang dalam mistik yahudi tidak bisa diucapkan, nah TUHAN itu memang tidak bisa ‘diperikan’. karena TUHAN itu totalitas kesegalaan yang ada. Tuhan itu bukan sesuatu atau seseorang (laisa kamislihi syai’un), atau suatu pihak di seberang sana. Penggambaran saya pada TUHAN sebenar-benarnya hanya sebatas penyebutan. Tuhan yang dikomunikasikan adalah tuhan abstrak.


Tuhan yang adalah nama lain dari KEHIDUPAN dan SEMESTA ALAM memberkati , menyayangi, mengasihi,melindungi, dan menyinari kita dengan wajah-Nya, serta memberi kasih karunia dan damai sejahtera bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun