Mohon tunggu...
Arief Tirtana
Arief Tirtana Mohon Tunggu... wiraswasta -

Sedikit pinter, sedikit bloon, Sedikit aneh, sedikit punya wawasan, sedikit-banyak tahu, sedikit2 banyak bertanya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jika Siti Jenar Tuhan, Kenapa Saya Tidak?

10 September 2012   14:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada apa dengan Syekh Siti Jenar? Ada apa dengan Syekh Mansyur Al Hallaj ?

Mungkin, sebagian yang lain tahu bahwa kematian Syekh Siti Jenar ada berbagai macam Versi. macam Lagunya Bang Haji Rhoma Irama, gitulah. :) Ada Begadang 1 (satu) dan ada pula Begadang 2 (Dua). Ada yang begini, Ada pula yang begitu, dan kalo ngga salah komik dan film-nya pun juga tersedia. Yang bintangi oleh, Ratno Timur. Sebagai sang Syekh siti Jenar.

Ada juga yang mengatakan bahwa sosok Syeh Siti Jenar hanyalah legenda yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, mereka mempunyai alasan bahwa cerita itu diambilkan dari cerita Al-Hallaj yang di Jawakan atau bisa disebut Al-Hallaj ala Jawa. Dan masih banyak lagi cerita mengenai kedua Sosok Manusia Jenius pada zamannya yang begitu saya sukai, ini. kurang lebihnya, begitulah kira2 cerita yang beredar selama ini.

Entah di bunuh atau tidak di bunuh, yang pasti Syekh Siti Jenar dan Al Hallaj pernah mengeluarkan statement bahwa : Aku Adalah Tuhan/ ana al-haq. Dan Saya yakin ungkapan yang keluar dari lisannya (ana al-haq ) semata-mata karena cintanya kepada Tuhan, mengapa? Karena, apabila rasa cinta sudah begitu dalam, tidak dirasa lagi perpisahan antara diri dan yang dicintai. Apalagi ketika ia di hukum mati oleh pemerintahan ketika itu, Ad-Daniri mengecamnya dengan berkata: “bukan perkara mudah menuduh seorang Islam keluar darinya, kalau kata-katnya masih dapat di ta’wilkan (diartikan lain), lebih baik diartikan lain, karena mengeluarkan seseorang dari lingkungan Islam, adalah perkara besar dan tergesa-gesa menjatuhkan hukum begitu, hanyalah perbuatan yang jahil”

Nah, inilah pokok bahasan yang mau saya ceritakan (caillah.. Hehe..)

Jika, seorang Siti Jenar dan Al Hallaj yang adalah manusia biasa itu tuhan, maka semua manusia, termasuk anda dan saya dengan pengertian yang sederhana pun, berpotensi menjadi tuhan. Mengapa demikian?
Karena saya yakin beliau2 ini mencintai dengan penuh cinta yang tak terkatakan dan memahami betul bahwa SEGALANYA, YANG ADA DI DUNIA INI ADALAH MILIK TUHAN!

Menurut sependek pengetahuan saya. Disini,Bukan bermaksud menggurui atau sotoy, pemahaman beliau2 itu jika boleh saya terjemahkan, saya yakin. Seperti ini:

****
Ternyata, saya (manusia) ini tidak ada dan bukan siapa2 tiada berdaya apa2 tanpa-Nya dan tidak memiliki apa2 Tanpa Dia. Maka sejatinya siapa yang ada? Hayo, siapa?
Bagaimana saya bisa mengaku saya adalah saya kalau saya sendiri bukan milik saya? Siapa, coba?

Masih beranikah saya mengaku diri saya ada, walau tanpa mampu apa2? Apa sih yg saya punya? Tanahnya punya Dia, Udaranya punya Dia, airnya punya Dia, apinya, matanya, kuping, lidah, darah, bahkan ruh yang melekat pada diri saya ini pun punya Dia. Semua ini milik -Nya. Saya fakir, tidak punya apa2 karena memang tidak ada. So, sejatinya, siapakah saya?

******

Jika, kita percaya bahwa segalanya ini milik Tuhan? Lalu kenapa kita dengan lantang menyuarakan bahwa Seorang Syekh yang Jenius ini dengan 'pemahaman yang salah kaprah' atau murtad atau korban kesalahan tafsir?

Lalu, apakah ada yang salah jika Syekh Siti Jenar Menyatakan bahwa dirinya adalah Tuhan? Saya rasa tidak!

Sekarang, Siapa yang murtad? Siapa pula yang salah kaprah? Mengapa pula salah tafsir?
Hehehe..

Sekian, Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun