Mohon tunggu...
Fariz Huzairi
Fariz Huzairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Untuk keindahan yang tak pernah mati, dan kesetiaan yang meski tak memiliki.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Demokrasi Pancasila

15 Februari 2013   11:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:16 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila, sebagai pedoman dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, memiliki esensi yang luar biasa terhadap kehidupan dan kualitas bangsa ini. Setiap butir rumusan yang terkandung di dalamnya memiliki tujuan yang tiada lain untuk keselamatan, kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia di dalam segala bidang dan aspek yang tidak terbatas, terutama dalam mengatur norma-norma serta kebudayaan yang eksistensinya menjadi suatu nilai-pandang yang nihil untuk ditawar. Karena sejatinya, Pancasila yang merupakan filsafat dan ideologi negara, sudah barang tentu disajikan untuk memiliki konsep dasar yang bertujuan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia baik di dalam kehidupan masyarakat maupun dalam hubungan antar negara.

Kelima Azas tersebut ditulis berdasarkan sudut pandang Sang Arsitektur Bangsa ini, Presiden Soekarno, melihat luasnya kehidupan masyarakat dan khususnya kebudayaan Bangsa Indonesia dari berbagai aspek pokok yang mendasari pertumbuhan serta perkembangan pada jamannya, terutama sejak masuknya bangsa asing ke tanah Indonesia. Disiplin ilmu menyebutkan bahwa bangsa dan budaya asing itu ialah Hindu termasuk Syiwa dan Budha; Islam, dan modernitas yang disambung dengan globalitas. Awal yang tampaknya menjadi pengaruh besar terhadap kebudayaan Indonesia sampai saat ini, bahwa sejak jaman dahulu bangsa ini memang telah mengalami perkembangan kebudayaan yang mandiri melalui profesi yang dijalani masyarakat –terutama Jawa yang mengalami perkembangan kebudayaan yang pesat— sehingga lahirlah yang dinamakan modernitas.

Modernisasi itu sendiri sebenarnya memang sangat diperlukan demi menunjang perkembangan dan kemajuan sebuah bangsa dan negara, baik dalam bidang ilmu mapun teknologi. Namun, inilah yang tampaknya terlupakan oleh sebagian masyrakat Indonesia, yakni azas-azas yang seharusnya menjadi dan mendasari prinsip dalam berkebangsaan dan berkebudayaan namun nyaris lenyap menjauhi warisan leluhurnya itu. Sikap terbuka yang tanpa didasari azas yang kokoh dan keyakinan serta nasionalisme yang kuat menyebabkan lemahnya kepribadian dalam mempertahankan budayanya.

Lahirnya kebudayaan modern di tanah air yang disinyalir sebagai bentuk pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia itu melalui kebudayaan asing yang merasuk dan memberikan pengaruh besar terhadap kebuyaan asli bangsa ini, ternyata semakin jelas terlihat dan tampil mendemokratisasi ruang lingkupnya sendiri. Globalisasi yang berhasil masuk dan besar menguasai kepribadian masyarakat, menjadi hal vital yang menyebabkan hilangnya identitas bangsa yang berbudaya dengan segala khas dan rasnya.

Lalu di manakah letak Sendi-Sendi Pedoman itu, melihat esensinya pun seakan hanya milik para akademis dan pemburu atau pemilik disiplin ilmu tertentu? Apakah cara yang telah dan sedang dilakukan guna realisasi penerapan kelima unsur Azas Negara tersebut telah menemukan titik efektif terhadap objek tujuan penerapannya itu? Dan apakah masyarakat Indonesia secara keseluruhan telah memahami perlakuan dan penerapan atas (azas) apa yang tengah direalisasikan terhadap mereka? Jika belum efektif dan menemukan kesesuaiannya, maka wajar apabila terjadi kesalah-simpangan terhadap makna Ideologi tersebut oleh sebagian kalangan masyarakat atas budaya dan prinsip dalam berkebangsaan dan berkenegaraan yang dijalaninya.

Indonesia, dengan segenap masyarakatnya yang bersatu dan berkebudayaan --diantaranya adalah mereka yang memiliki peran serta tanggung jawab yang lebih besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan atas nilai-nilai bangsa dan negara dalam kehidupan bermasyarakat di negeri ini, haruslah bertumpu pada keyakinan dan mendasar pada azas negaranya sendiri. Namun perlu digaris-bawahi, bahwa walau bagaimana pun masyarakat adalah faktor nyata akan nilai suatu bangsa dan budaya (Indonesia) yang dieksploitasi, yakni seluruh warga negara yang berada di dalamnya. Maka dapat disimpulkan, bahwa solusi efektif guna pengimplementasian dan penerapan pemahaman akan Pancasila pun haruslah dengan dasar-dasar Pancasila itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun