Mohon tunggu...
Fariz Huzairi
Fariz Huzairi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Untuk keindahan yang tak pernah mati, dan kesetiaan yang meski tak memiliki.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kupu-kupu Syurgaku (Tentang Mimpi)

15 Februari 2012   12:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:36 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wajah cantikmu...

bukanlah yang selalu membuatku teringat akan dirimu

bukan pula karena sang waktu, atau

kebersamaan yang lama pernah mengikat,

atau dalam kebaikan yang melekat,

melainkan pesan dari jiwa saat aku harus menatap mimpi yang jauh lebih sempurna:

akhir(at) yang baik.

yang harus kau tahu...

aku tak pernah menganggapmu sempurna

tak pula aku mendambakanmu untuk menjadi kekasih yang setia, meski memang itu pernah terjadi

(aku tak bisa menamakan ini kesedihan atau bahkan kesenangan!)

karena engkau memang tak sempurna!

karena engkau memang tak memiliki cinta

untukku!

Kan kubiarkan kau pergi

meski harus dengan akhir yang pedih,

meski harus dengan akhir yang letih,

meski harus dengan akhir yang menyudutkanku,

sebagaimana kau limpahkan semua ambisimu:

"Ini semua salahmu!" katamu,

saat semua terjadi, kupikir, ternyata semua hanya untukmu,

yang telah kuperbuat itu.

Dan aku menyadarinya bahwa apa yang telah kuperbuat membuatku harus bersalah.

Tapi kau harus tahu bahwa

sang mawar yang telah kupetik di atas sana,

yang pernah kau tawarkan dulu,

aku telah memetiknya...

Kau harus tahu bahwa semua pintamu selalu membawaku untuk pergi ke mana segala keinginan dan ambisimu itu berada!

Dan kau harus tahu, kau harus sadar, sayang..!!!

Aku mencintaimu karena kutahu kau bukanlah wanita sempurna,

dan aku berharap, dan aku selalu berharap agar bisa membawamu ke arah yang menjelmai sempurna,

dengan nyata,

seperti kupu-kupu syurga itu.

"ayFa_selalu"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun