Mohon tunggu...
Aye Sudarto
Aye Sudarto Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja soaial, Pengajar

Magister Ekonomi Islam

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketenagakerjaan, Ketimpangan Ekonomi dan Kemiskinan

31 Mei 2024   09:47 Diperbarui: 31 Mei 2024   10:29 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, menghadapi berbagai tantangan dalam sektor ketenagakerjaan. Beberapa aspek penting dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah:Tingkat Pengangguran: Tingkat pengangguran di Indonesia berfluktuasi seiring dengan perubahan ekonomi global dan domestik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2023 mencapai sekitar 5,5%.

Sektor Informal: Sektor informal memainkan peran besar dalam ekonomi Indonesia. Banyak pekerja bekerja di sektor ini tanpa perlindungan sosial yang memadai dan dengan upah yang tidak tetap. Kualitas Pekerjaan: Meski tingkat pengangguran menurun, banyak pekerjaan yang tersedia adalah pekerjaan dengan upah rendah dan kondisi kerja yang kurang memadai. Upaya untuk meningkatkan kualitas pekerjaan terus dilakukan melalui berbagai program pemerintah dan swasta.

Sektor pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, meskipun ada peningkatan signifikan dalam sektor jasa dan manufaktur. Namun, banyak pekerjaan di sektor-sektor ini masih bersifat rendah keterampilan dan bergaji rendah.

Ketimpangan ekonomi di Indonesia menjadi perhatian serius karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Beberapa indikator ketimpangan ekonomi antara lain:Gini Ratio: Gini Ratio, yang mengukur ketimpangan pendapatan, menunjukkan ketimpangan yang cukup signifikan. Gini ratio, yang mengukur ketimpangan pendapatan, berada di sekitar 0,38 pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan adanya ketimpangan yang signifikan dalam distribusi pendapatan di Indonesia.

Faktor Penyebab Ketimpangan: Akses Pendidikan: Ketidaksetaraan dalam akses pendidikan berkualitas antara daerah perkotaan dan pedesaan. Pembangunan yang Tidak Merata: Pembangunan yang lebih terkonsentrasi di pulau Jawa dibandingkan daerah lain menyebabkan ketimpangan regional. Akses terhadap Layanan Kesehatan: Kualitas dan akses terhadap layanan kesehatan yang tidak merata juga berkontribusi pada ketimpangan.

Distribusi Kekayaan: Kekayaan di Indonesia cenderung terpusat pada kelompok kecil populasi, sementara sebagian besar masyarakat berada dalam kelas menengah ke bawah. Akses ke Layanan: Ketimpangan juga terlihat dalam akses terhadap layanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Masyarakat di daerah pedesaan sering kali mengalami keterbatasan akses dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan.

Kemiskinan tetap menjadi tantangan besar di Indonesia, meskipun telah terjadi penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa faktor kemiskinan di Indonesia meliputi: Pendapatan Rendah: Banyak keluarga yang hidup dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan. Pada Maret 2023, BPS mencatat sekitar 9,41% dari total populasi hidup di bawah garis kemiskinan.

Pada tahun 2023, tingkat kemiskinan di Indonesia berada di sekitar 9,7%, menurun dari 10,2% pada tahun sebelumnya. Ini menunjukkan kemajuan dalam pengurangan kemiskinan, meskipun masih ada jutaan orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Pengangguran dan Pekerjaan dengan Upah Rendah: Tingginya angka pengangguran dan banyaknya pekerjaan di sektor informal yang berupah rendah. Akses Terbatas ke Pendidikan dan Kesehatan: Orang-orang di daerah terpencil sering kali memiliki akses yang terbatas ke pendidikan dan layanan kesehatan berkualitas. Ketidaksetaraan Gender: Perempuan sering kali mengalami diskriminasi dalam kesempatan kerja dan upah.

Akses Terbatas ke Pendidikan dan Kesehatan: Akses yang terbatas ke layanan pendidikan dan kesehatan berkualitas memperparah kondisi kemiskinan, terutama di daerah terpencil.Kerentanan Sosial: Banyak rumah tangga rentan terhadap guncangan ekonomi, seperti kenaikan harga pangan atau krisis kesehatan, yang dapat mendorong mereka kembali ke dalam kemiskinan.

Ketenagakerjaan dan Kemiskinan: Ketersediaan pekerjaan yang layak dengan upah yang cukup penting untuk mengurangi kemiskinan. Program-program pelatihan keterampilan dan penciptaan lapangan kerja baru diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun