Mohon tunggu...
Ayesha Putriadvi
Ayesha Putriadvi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknologi Pangan

Saya Mahasiswa aktif S1 Teknologi Pangan, Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Tanda-tanda Produk Susu yang Sudah Rusak dari Perubahan Fisik pada Susu

18 Desember 2023   21:50 Diperbarui: 18 Desember 2023   22:12 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susu merupakan produk pangan yang kaya akan gizi yang bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan manusia. Susu umumnya berasal dari ambing hewan ternak yang diambil melalui proses pemerahan seperti kerbau, kambing, sapi, dan jenis-jenis hewan ternak lainnya. Susu sapi memiliki komponen utama berupa air, protein, karbohidrat, lemak, enzim, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi yang tinggi pada susu menjadikan susu sangat mudah untuk terkontaminasi oleh cemaran bakteri sehingga sangat mudah rusak dan memiliki umur simpan yang singkat jika tidak ditangani dengan tepat. 

Kontaminasi tersebut dapat berasal dari kurangnya kebersihan dan sanitasi pada alat, wadah penyimpanan susu, peternak yang melakukan pemerahan, serta hewan itu sendiri (ambing maupun tubuh hewan) yang dapat memungkinkan adanya kontaminasi bakteri terhadap susu. Susu yang telah rusak atau tidak layak untuk dikonsumsi juga dapat dilihat secara fisik. Perubahan secara fisik pada susu tersebut menunjukkan bahwa susu sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

Kerusakan susu bisa terjadi karena faktor bakteri,seperti bakteri Streptococcus lactis yang mampu menguraikan laktosa menjadi asam laktat dan bakteri Bacillus coagulans serta Bacillus calidolactis yang dapat menghasilkan asam laktat.  Bakteri Coliform juga dapat menyebabkan pembusukan karena dapat memfermentasi laktosa dengan memproduksi asam dan gas. Adanya asam laktat tersebut dapat menyebabkan turunnya pH susu, jika pH susu terus menurun maka protein juga akan menurun dan dapat menggumpal sehingga menimbulkan jendalan. Kerusakan susu tersebut dapat terlihat dari ketika membuka tutup botol susu adanya gas yang keluar, aromanya menjadi asam, tekstur susu menjadi lebih kental, dan susu menjadi menggumpal. Indikasi tersebut menunjukkan bahwa susu tersebut bisa dibilang sudah basi dan tidak layak untuk diminum.

Selain karena bakteri, lama waktu penyimpanan dan suhu saat penyimpanan juga bisa menyebabkan kerusakan pada susu. Waktu lama penyimpanan susu kurang lebih sekitar 5-7 hari setelah dibuka dan simpan susu di dalam kulkas. Jika sudah melewati waktu penyimpanan, pH susu akan menurun karena adanya aktivitas bakteri. Selain itu, tempat penyimpanan di suhu ruang akan menyebabkan peningkatan aktivitas bakteri dalam menguraikan asam laktat menjadi lebih cepat sehingga dapat membuat susu akan basi dalam waktu yang singkat. Tanda kerusakan susu akibat lama waktu penyimpanan dan suhu penyimpanan ialah, aroma menjadi asam, susu tampak menggumpal, dan perubahan warna menjadi lebih gelap.

Kurangnya kebersihan pada sanitasi alat, peternak yang melakukan pemerahan, serta kandang atau hewan itu sendiri dapat menyebabkan susu menjadi tercemar dan rusak. Alat yang tidak bersih akan menjadi media atau tempat pertumbuhan bakteri, ketika susu diolah bakteri tersebut akan mencemarkan susu sehingga ketika ingin dikonsumsi atau sudah dikonsumsi maka susu sudah terkontaminasi bakteri yang akan menyebabkan susu menjadi basi. Hal yang sama juga pada peternak yang kurang menjaga kebersihan diri dan kurang menjaga kebersihan kandang serta hewannya. Tempat-tempat tersebut adalah tempat yang disukai bakteri untuk pertumbuhan dan perkembangannya kemudian akan mencemari susu, sehingga ketika diolah kemudian dikonsumsi akan menyebabkan penyakit. Biasanya, bakteri yang mengkontaminasi susu adalah bakteri Escherichia coli.

Perubahan fisik yang terjadi pada susu dapat menjadi salah satu indikasi kerusakan susu. Adanya perubahan aroma menjadi asam, susu menggumpal, adanya gas di dalam susu, tekstur menjadi lebih kental, serta perubahan warna menjadi lebih gelap menandakan bahwa susu terkontaminasi oleh bakteri. Akibat kontaminasi bakteri, susu dapat dikatakan rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. 

Selalu periksa petunjuk pada kemasan susu untuk informasi lebih lanjut mengenai penyimpanan setelah dibuka. Pastikan untuk menyimpan susu dalam wadah yang tertutup rapat dan hindari kontaminasi dengan menjaga kebersihan wadah serta alat pengambilan susu, seperti gelas atau sendok pengaduk. Selain itu, perhatikan juga apakah ada perubahan warna, bau, atau tekstur yang tidak biasa, karena ini bisa menjadi tanda bahwa susu sudah tidak layak dikonsumsi.

Referensi:

Umar, Razali, dan A. Novita. 2014. Derajat keasaman dan angka reduktase susu sapi pasteurisasi dengan lama penyimpanan yang berbeda. J. Medika Veterinaria. 8(1): 43-46.

Navyanti, F. dan R. Adriyani. 2015. Higiene sanitasi, kualitas fisik dan bakteriologi susu sapi segar perusahaan susu x di Surabaya. J. Kesehatan Lingkungan. 8(1): 36-47.

Zain, W. N. H. 2013. Kualitas susu kambing segar di peternakan umban sari dan alam raya kota Pekanbaru. J. Peternakan. 10(1): 24-30.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun