Mohon tunggu...
sayyed BikailaRobbi
sayyed BikailaRobbi Mohon Tunggu... Dosen -

- the Good die young\r\n\r\n\r\n La Haula Wala Quwwata illa Billah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Substansi Perbedaan Salafi dan Wahabi?

23 September 2015   12:09 Diperbarui: 23 September 2015   12:17 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahawasanya Allah s.w.t. tidak mencabut (menghilangkan)  ilmu itu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah s.w.t. menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan alim ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain.” ;- (HR Muslim)

bika Ika Robbi

Sebuah prespektif yang sering disalah fahami masyarakat umum adalah mengenralisir doktrin salafi sebagai kemurnian manhaj  para salaf solih dari orang-orang mulia dari sahabat Nabi,  tabiien dan tabiitabiien.  tanpa check cross,  klarifikasi,  tanpa  memperhatikan bahwa kenyataaannya gelar salafi akhir zaman kerap ditunggangi doktrin yang berbalik menyerang dan memutarbalikkan tradisi  salaf generasi awal. menyalahkan pendapat para ahli dari  imam imam madzhab yang kompeten.  

para pengaaku salaf sekarang  gencar menyerukan  tagline "semua harus kembali kepada alquran dan hadis"   dengan prespektif satu,  prespektif ulama salafi wahabi .  tanpa membedakan hal yang bersifat statis,  qot'ie  pada ushuluddien (prinsip pokok agama)  dimana semua hukumnya adalah keputusan final tidak dibenarkan untuk berijtihad menafsirkan apapun.  maupun  ajaran yang bersifat furuuddin (cabang dari pokok agama) yang hukumnya bersifat fleksibel tergantung metode pengambilan hujjah dari para imam mujtahid yang kompeten.  

 

Doktrin salafi wahabi yang out of the track dari garis salafi aseli adalah  meyakini aqidah tajsiem (menyamakan Khaliq dengan mahluk dalam sifatnya sesuai dengan ta'wil Imam ibn Taimiyah) dan tidak berhati-hati dalam pengambilan hukum syariah hingga ketersambungan para ustad dan guru gurunya pun di anggap tidak penting. kajian sanad pertalian guru ini sangat ketat bagi kalangan sunni karena hukum syariah yang diamalkan harus melalui beberapa uji kelayakan ketat pada setiap  materi,  nas hujjah,  kompetensi guru,  syaikh,  aqidahnya,  kejujurannnyq dan banyak lagi seperti yang telah diaplikasikan Imam Bukhori  dalam pengidentifikasian sebuah hadis agar dapat dinilai apakah sahih,  hasan dhaif atau bahkan PALSU.  hal ini penting dipelajari agar syariat Allah swt tidak diselewengkan para penyusup dari ulama instant yang kerap berfatwa sesuai pesanan doktrin kebenaran versi dirinya.  

Sebuah pemandangan yang jamak dilihat sekarang adalah munculnya arogansi dan egoisme golongan  yang kerap memalingkan Esensi agama mengedepankan asesoris lahir.  maka tak heran jika panutan terbaik para pengikut kalangan ini kerap terkotak-kotak dengan penampilan yang katanya adalah paling syar'ie.  Peringatan  agar tidak terjadi "ghurur"  tertipu dengan diri sendiri inipun diucapkan   guru mulia  sayyed,  habib hasan Asyatiri yang melarang anak muridnya untuk menggunakan imamah (sorban diatas kepala)  agar para muridnya tidak tinggi hati hanya karena asesoris sementara ilmunya masih sangat dangkal.  

Untuk mengidentifikasi siapakah wahabi dan perbedaan nya dengan salaf asli generasi awal,  poin-poin dibawah ini akan menjawab Syubhat keserupaan yang sebenarnya sangat berlawanan.  

kredit to ma friend there :

Perbedaan antara salafi dengan  wahabi yaitu:

1. Jika salafi dalam hal fiqh menggunakan konsep bermadzhab, dan untuk saat ini kaum salafi adl mereka yg bermadzhab kepada salah satu dari madzhab yg 4 (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali), sementara jika wahabi menolak bermadzhab bahkan ada salah satu tokoh wahabi al-Qanuji yg menyatakan semua yg bermadzhab adalah kaum yg syirik/ kafir.

2. Jika salafi dalam hal aqidah menyatakan Allah ada tanpa butuh tempat dan arah, serta Allah bukanlah jisim yg punya anggota badan seperti tangan atau kaki, sedang wahabi dalam hal aqidah menyatakan Allah bertempat di atas langit atau di atas 'Arsy, mempunyai dua tangan, dua kaki, lidah, wajah, dll akibat salah memahami ayat2 mutasyabihat.

3. Jika salafi dalam hal khilafiyah furu'iyyah mereka saling menghormati dan menghargai dan tidak pernah saling menyalahkan, sementara jika wahabi siapapun yg tidak sama dg mereka akan mereka salahkan.

4. Jika salafi akhlaknya tawadlu', suka memaafkan, kata2nya menyejukkan, sedang jika wahabi mereka itu sombong, merasa paling benar, suka mencela, dan seringkali kata2nya bernada provokasi.

5. Jika salafi mengakui dan membenarkan bid'ah hasanah, sementara jika wahabi menolak adanya bid'ah hasanah.

6. Jika salafi menyatakan tawassul melalui ruh2 orang yg sholeh dan tabarruk dg peninggalan orang2 sholeh itu sunnah, sementara jika wahabi menyatakan tawassul dan tabarruk yg demikian itu syirik.

7. Jika salafi dalam dakwah mengutamakan "kejujuran" serta cara yang santun, tanpa ada kesan "memaksa". Tapi jika wahabi dalam dakwahnya menghalalkan "tipu daya" bahkan sukanya memaksa faham mereka.

8. Jika salafi ada yg menolak dakwah mereka, maka mereka hadapi dg sabar, tapi jika ada yg menolak dakwah wahabi, maka wahabi langsung memvonis orang tsb. sbg musuh Islam atau musuh dakwah tauhid.

9. Jika salafi dalam hal tholabul 'ilmi masalah aqidah dan hadits mengutamakan "sanad" sampai Rasulullah, sementara jika wahabi tidak begitu memperdulikan sanad.

10. Jika salafi mengakui bahwa Ilmu Kalam dan Ilmu Tasawuf adalah bagian dari ilmu Islam yg berdasarkan Qur'an dan Hadits, sementara jika wahabi menolak Ilmu Kalam dan Ilmu Tasawuf akibat kebodohan dan kesalahfahaman mereka tentang kedua ilmu tersebut.

11. Jika salafi tidak pernah mengatakan "diri mereka yg paling benar, paling sholeh, paling mengikuti sunnah" sementara jika wahabi suka sekali dg kesombongan ini dg menyatakan "kami adl pengikut sunnah yg sebenarnya" (dg anggapan yg tdk sama dg pemahaman wahabi maka disebutnya/ dihinanya sbg ahli bid'ah).

12. Jika salafi sangat berhati-hati dalam memutuskan suatu hukum ataupun fatwa, sementara jika wahabi sukanya sembrono dalam berfatwa atau menetapkan hukum, sehingga mereka berani mengharamkan apa yang tdk diharamkan Allah dan Rasulullah, seperti mengharamkan tahlilan, Peringatan Hari2 Besar Islam (Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, Tahun Baru Islam)

13. Jika Salafi tidak pernah memvonis kelompok lain sebagai ahli neraka, tapi jika wahabi sangat mudah memvonis kelompok yg tdk sama dgnnya sbg ahli neraka.

14. Jika salafi tidak pernah menghalalkan darah muslim lainnya, tapi jika wahabi berani menghalalkan darah muslim lainnya, sehingga sejarah wahabi banyak Ulama'2 sunni serta warga sunni yg dibantai oleh wahabi.

15. Jika salafi menghormati dan menghargai karya2 Ulama' dan mengkaji isi kitab mereka dg jujur serta apa adanya isi kitab tsb. Sementara jika wahabi berani melecehkan para Ulama' terdahulu dg merubah isi2 kitab karya Ulama' dg cara menghapus bagian2 yg mereka tdk suka, serta suka berdusta atas nama Ulama' dg menukil hanya sepotong2 yg akhirnya menjadikan pemahaman itu sesat serta menyesatkan dan tidak sesuai dg maksud isi kitab sebenarnya/ maksud Ulama' penyusun kitab tsb

 

Wama Taufiqi illa Billah

Allahumma Solli ala Muhammad

Bikailarobbi.wordpress.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun