Mohon tunggu...
sayyed BikailaRobbi
sayyed BikailaRobbi Mohon Tunggu... Dosen -

- the Good die young\r\n\r\n\r\n La Haula Wala Quwwata illa Billah\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Batas Kesadaran Para Pemabok?!

4 Februari 2012   21:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1328392585656140857

[caption id="attachment_159039" align="alignnone" width="494" caption="Sayyed Ep"][/caption]

Batas Kesadaran Para Pemabok!

Hakikat dan Muslihat

Alam bawah sadar sering kali membawa kita pada ilusi dunia lain yang seakan-akan nyata. Semua manusia larut dalam kealpaan jiwa dan raganya. Bekerja hanya untuk memuaskan hasrat lahir demi menggapai pundi-pundi harta yang bisa meningkatkan  kasta agar disetsarakan dengan golongan  menengah keatas. Beribadah hanya untuk sebuah klaim yang akan disematkan pada diri kita yang kerap menjadikan manusia merasa paling sempurna adanya.

Ilmuan mabok dengan penemuan dan teori-teorinya. Pekerja keras mabok dengan hasil maksimal yang mereka dapatkan. Anak muda mabok dengan budaya pop dan kelabilan gaya hidupnya. Ulama mabok dengan ketenaran, retorika dan sok khusyuknya. To life is to DRUNK!

Menjadi manusia sempurna adalah menjadi manusia yang merasa tidak pernah sempurna.  Pencapaian apapun yang telah dirasakan dan tidak menimbulkan kekerdilan dirinya  hanya akan menuhankan semua yang telah kita miliki.

Assaakran atau pemabok tidak pernah ingin kembali pada dunia nyatanya. Ketika semua warna menjadi biru kelabu, maka nikmat buaian halusinasi akan terus meracuni rasa yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya. Totalitas pemuja setan maupun  Tuhan membuat hasrat bermunajat semakin menjadi-jadi. Mereka tak pernah perduli dengan tawaran apapun kecuali bersatu dengan sang pemberi nikmat sejati. Entah apakah itu hakikat atau muslihat!

Atas dasar apapun, kehidupan tidak pernah terpuaskan jika  hanya dijalani dengan setengah hati  tanpa  memasuki dunia hitam atau putih secara seutuhnya. Karenanya, jika manusia hanya menjalani kehidupan normalnya tanpa ada perjuangan mengorbankan diri sendiri dari keluarga, harta dan usianya, niscaya kehidupan yang dijalaninya akan berujung pada kesia-sian belaka.

Jangan pernah berhenti menikmati kerasnya cinta dan kebencian dalam belantara dunia kehidupan dan segala macam ancaman itu.  Buang lamunan tentang kehidupan yang mengalir apa adanya dan mulai meyakini bahwa setiap pengorbanan tidak akan pernah sia-sia, apapun hasilnya nanti.  Pasti Tuhan akan menunjukan kebesaranNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun