Tabel 4 - Perbandingan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial di Flamboyan, Desa Waenetat, lahan milik Bpk. Jani
Gambar 3 - Penerapan teknologi nutrisi esensial di Flamboyan, Desa Waenetat (dokpri)
Masih di Flamboyan, Desa Waenetat, berbeda dengan Bpk. Jani, demplot di lahan seluas 0,96 ha milik Bpk. Temok Karyadi mengalami penurunan hasil produksi sebesar 4% dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan beberapa hal, salah satunya yaitu, penanaman padi di lahan milik Bpk. Temok Karyadi termasuk telat, dikarenakan penanaman dilakukan di penghujung musim hujan (menuju musim kemarau). Selain itu, karena posisi sawah agak diujung, ketika sistem buka-tutup irigasi dilakukan, sawah milik Bpk. Temok Karyadi tidak tersupply air secara maksimal (minim supply air), hal tersebut juga menyebabkan lahan milik Bpk. Temok Karyadi mengalami kekeringan yang cukup panjang.
Tabel 5 - Perbandingan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial di Flamboyan, Desa Waenetat, lahan milik Bpk. Temo Karyadi
Tabel 5 - Perbandingan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial di Flamboyan, Desa Waenetat, lahan milik Bpk. Temo Karyadi (dokpri)
Dari kondisi itu, tentunya hal-hal teknis yang menjadi prinsip dalam penanaman padi tetap harus terpenuhi secara maksimal untuk dapat mengoptimalkan produksi hasil pertanian ini. Tim
FKDB -
Bursatani sudah memiliki standar operasional untuk penerapan teknologi nutrisi esensial ini, kasus yang dialami oleh Bpk. Temok Karyadi, merupakan hal yang sudah diprediksikan oleh tim, namun hal ini tetap menjadi bahan evaluasi dan sebagai data penguat untuk dapat mengoptimalkan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial ini.
Di wilayah lainnya, yaitu di Desa Gerandeng, Kecamatan Lolong Guba, Kabupaten Buru, Maluku, teknologi nutrisi esensial diterapkan di atas lahan 0,5 ha milik Bpk. Maryani. Seperti penerapan di Kecamatan Waeapo, penerapan teknologi nutrisi esensial di atas lahan milik Bpk. Maryani juga menunjukkan peningkatan hasil produksi yang positif. Nilai 46% merupakan peningkatan yang luar biasa bagi Bpk. Maryani, dan hal ini berdampak pada peningkatan pendapatan bersih dari Bpk. Maryani dibandingkan dengan penghasilan biasanya. Â Â Â Â Â Â
Tabel 6 - Perbandingan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial di Desa Grandeng, Kec. Lolong Guba
Gambar 5 - Penerapan teknologi nutrisi esensial di Desa Gerandeng, Kec. Lolong Guba (dokpri)
Di kecamatan lainnya, tepatnya di Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru, Maluku, penerapan teknologi nutrisi esensial dilakukan oleh 18 petani padi yang terdiri dari 9 petani di Desa Parbulu Unit 17 dan 9 petani di Desa Debowae Unit 18. Hasil panen padi di Kecamatan Waelata rata-rata secara total meningkat sebesar 71% dari 5 petani yang sudah panen.
      Di Desa Parbulu Unit 17, panen telah dilakukan oleh 4 petani dengan total luas lahan hampir 5 ha. Rata-rata peningkatan di Desa Parbulu Unit 17 sebesar 68%, peningkatan produksi hasil panen padi di Desa Parbulu Unit 17 ini menunjukkan satu pencapaian yang sangat luar biasa dan hal ini tentunya yang sangat diharapkan oleh para petani di Desa Parbulu Unit 17 khususnya.
Tabel 7 - Perbandingan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial di Desa Parbulu Unit 17 (dokpri)
Gambar 6 - Penerapan teknologi nutrisi esensial di Desa Parbulu Unit 17 (dokpri)
Di Desa Deboae Unit 18, Bpk. Hadi menerapkan teknologi nutrisi esensial pada lahan seluas 0,7 ha miliknya yang juga ditanami padi. Hasil yang didapat menunjukkan peningkatan produksi panen padi yang sangat signifikan, mencapai 86%. Pencapaian ini dibandingkan dengan hasil produksi panen padi sebelumnya sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh Bpk. Hadi. Dengan pencapaian ini, Bpk. Hadi merasa terbantu dan manfaatnya dapat dirasakan secara langsung melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian, terutama padi miliknya.
Tabel 8 - Perbandingan hasil penerapan teknologi nutrisi esensial di Desa Deboae Unit 18
Gambar 7 - Penerapan teknologi nutrisi esensial di Desa Deboae Unit 18 (dokpri)
Dari data di atas, menunjukkan bahwa penggunaan teknologi nutrisi esensial dapat meningkatkan hasil produksi pertanian, data penerapan teknologi ini di 3 kecamatan di Kabupaten Buru, Maluku merupakan satu kerja nyata saya dalam upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan melalui peningkatan produktivitas hasil pertanian. Keberhasilan ini menambah keyakinan saya bahwa jika program ini dilaksanakan secara masif dan menyeluruh, dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap iklim
ekonomi dan sosial di Indonesia secara umum.
Sinergisme antara praktisi dan pemerintah merupakan harapan besar saya untuk dapat mewujudkan keberhasilan kecil ini menjadi lebih besar dan terus berkembang menjadi solid demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran di Bumi Pancasila ini. Tentunya apa yang saya kerjakan selama ini dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, tiada henti berharap semoga kiranya segala daya dan upaya yang dilakukan ini menjadi dayung bersambut dengan program yang sedang dijalankan oleh Bpk. Jokowi selaku pemimpin negeri ini. Mudah-mudahan segala kerja yang saya lakukan di atas prinsip-prinsip kejujuran, keikhlasan, dan amanah dapat pula diterima oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
H. Ayep Zaki
Pemberdaya UMKM, Bidang Pertanian, dan Bidang Peternakan
Artikel Sebelumnya (Bagian Ke-5)Â
Lihat Money Selengkapnya