Begitu pula kita untuk berorganisasi atau segala apapun yang ingin dan sedang kita lakukan. Musti kita tanyakan kepada diri kita, 'mengapa kita kerjakan hal tersebut?' 'Apa kebermaknaan yang ingin kita capai?' Untuk kita selalu dan selalu menginat konsep Nietzche, 'He who has a why to live can bear almost any how'.
Dan di sini saya ingin menyampaikan bahwa segala kondisi, tanpa terkecuali, dapat menjadi baik atau juga dapat menjadi bumerang bagi kita. Seseorang yang menderita suatu bencana atau musibah dapat saja merasa beruntung dengan musibahnya itu di kemudian hari. Begitupula sebaliknya, seorang yang sedang sukses besar mungkin di kemudian hari justru meng-omong-kosong-kan kesuksesannya tersebut.
Maka, memiliki jaringan pertemanan yang luas adalah suatu pilihan kebermaknaan dalam hidup seseorang, bukan penentu kebermaknaan itu sendiri.
Pun begitu sebaliknya. Maka yang paling penting adalah kita tahu 'mengapa' kita mengerjakan suatu dan segala pekerjaan agar kita mampu menanggung 'bagaimana'-pun langkah untuk mencapainya.
Apakah pertemanan kita untuk cinta atau terpaksa? Apakah kita berorganisasi demi masyarakat yang berkemajuan atau kita butuh pengakuan? Yang kita jangan lupa adalah 'Mengapa?'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H