Ada pergumulan dan perbincangan hangat diantara para penikmat Kopi
Inilah landasan dan fakta filosofis mengapa kopi berwarna hitam
Di Negaraku, Indonesia yanga faktanya merupakan Negara kedua terbesar dunia penghasil biji kopi
Akan tetapi mengapa ada startifikasi dan berbagai kelas untuk menikmatinya, Mengapa selalu saja ada monopoli dari dulu hingga sekarang.Â
Syair ini tidak hendak berpromosi akan tetapi inilah fakta yang ada
Bahan dasar tetaplah bahan dasar. Adapun pengembangan hanyalah ide yang kemudian booming sampai saat ini
Robusta dibawa oleh bangsa penghisap ke negaraku dari Kongo, Negara asal benua Hitam kemudian dibudidayakan disini sampai saat ini—pun sulit didapati biji kopi pilihan yang layak dikonsumsi oleh para kelas bawah
Arabika terlebih lagi tetap, dibawa oleh bangsa yang menghisap kekayakanku lebih dari 3,5 Abad. Tanaman itu tumbuh subur di negaraku. Hanya itulah yang mereka tinggalkan bersama teman sejatinya yakni Teh yang kulihat karena pandangku nanar melihat logika yang lain, dan terkadang kombinasi ini pula menyebabkan difusi dan akulturasi kenikmatan di dunia perkopian
Kopi tetaplah kopi tidak akan pernah berubah menjadi Air putih
Kalaupun berubah dia tetaplah pekat rasanya jikalau menikah dan bersanding dengan susu yang berwana putih layaknya aku dan Engkau
Atau juga sedikit berselingkuh dengan Karamel yang berwarna coklat tetaplah dia menjadi hitam pucat  layaknya aku hitam memandang dunia, walaupun terkadang aku sulit memilih warna hitam terang dan gelap tetapi hitam sulit sekali dirubah oleh warna lain karena sifat dasarnya.
Kopi yang beredar saat ini layaknya deru senapan yang terus menderu dan hendak untuk dinikmati para penikmat sejati sepertiku, lalu bagaimana denganmu?
terjemahan karya yang pernah tampil dengan judul Nusantara Coffee Philosophy akan tetapi ditolak oleh mimin di situs penyair dunia mungkin karena mengungkap fakta sejarah yang mungkin suatu bangsa penjajah merasa tersinggung dengan ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H