Mohon tunggu...
Ayatullah Nurjati
Ayatullah Nurjati Mohon Tunggu... Guru - penikmat seni, pencinta Aquscape, Penggiat Teater, Penikmat musik Dangdut, Pemancing Amatir

Pernah ngeleseh selama 3 tahun di Jogja, penikmat dan pengamat seni. Pernah Bergiat di teater Plonk STIBA Jakarta Internasional, dan tutor sastra pada Forum Lingkar Filsafat dan Sastra KOPLIK Ciputat, Pernah bergiat di berbagai LSM. Pernah menjabat menjadi Ketua Senat ABA YPKK-STBA Technocrat 2001-02 dan pernah pula menjabat sebagai pimpred Communicado Press (sebuah wadah penulis muda). Aktif menulis di berbagai surat kabar terkemuka di Jakarta dan daerah. Pernah menjadi Ketua wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris SMK Jakarta Barat 2. Pernah mengajar terbang di Beberapa Kampus Terkemuka di Jakarta. Saat ini menjadi tenaga pengajar di SMK Negeri di Bilangan Jakarta Barat. Sedang menulis sebuah kumpulan cerpen (berujung besi) dan menyelesaikan Novelnya yang berjudul Cinta Cyber--Sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berujung Besi

3 Desember 2022   05:56 Diperbarui: 31 Desember 2022   19:45 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah di sebuah tempat peleburan di wilayah pedesaan yang jauh dari keramaian terdapat tanah lapang nan luas dimana terdapat banyak sekali onggokan benda-benda yang tak lagi terpakai dari yang kecil sampai yang berukuran raksasa terdapat disini. Banyak sekali penghuni yang mendiami tempat itu, walaupun saling berserteru mereka kenal satu sama lain.  

Sebutlah XAXE Seonggok besi tua usang menghujam ke tanah, Mengernyitkan dahinya, geram dan agak sedikit karatan. Mentari yang menopangnya lambat laun sudah merasakan bosan mungkin karena selalu menyinari sekumpulan benda sepertinya yang semakin hari bukannya semakin mengkilap malah semakin kusam dan berkarat

Ia hanya bisa menyaksikan keindahan biru di ujung langit dengan badannya nan kusam dan tak lagi muda maklum sebentar lagi ia akan Pensiun. velg, gardan, copel dan asesoris yang menempel padanya teronggok di tepi tanah lapang, Kumisnya yang tak lagi sangar  akan tetapi malah membuatnya menjadi seonggok besi tua yang mirip politisi kenamaan dunia atau malah sang komedian terkemuka yang telah lama mangkat. Di masanya memang ia adalah kendaraan roda empat bermaterial besi terbaik di era tahun 1930an. Sebuah perawakan yang sangar dengan roda empat yang selalu saja tak pernah kotor meskipun jalan yang dilalui berdebu dan kotor. Ia selalu berdoa dan berharap kepada Tuhan agar dilebur menjadi suatu yang baru dan bermanfaat bagi para manusia, akan tetapi tiada benda manapun atau perusahaan menginginkan dirinya untuk dilebur. Di tempat pendauran ulang bergantung dari pembeli yang datang dan siapapun penghuni disana selalu berharap akan didaur menjadi suatu yang baru dan menjelma tampilan nan elegan. Temannya adalah sekumpulan besi tua juga yang beraneka ragam jenis, nama dan sudah lagi tak terpakai oleh sang empunya

Bus Tingkat, Truk Kontainer, Mobil termasuk dirinya yang memiliki roda lebihdari empat telah berregenerasi menjelma menjadi alat berat atau malah ada yang lebih malang menjadi Tank yang dilebur bersama lapisan baja musuh terbesarnya. Terpaksa mereka harus berkawan walaupun jelas mereka rival sejati atas nama kejayaan

Beberapa penghuni terakhir sepertinya menganggap itu hanyalan ilusi bagi mobil perlente berdasi karena didaur kemudian naik level begitu teman-teman sejawatnya selalu berujar karena mereka tahu satu sama lain.  Tanpa seonggok besi yang didaur, dilebur dan ditambur takkan mungkin ada itu semua

Tidak Seperti XAXE, sebuah mobil tua dengan nama Dow Daddy yang dikenal dengan sebutan Dowdy menjelma menjadi Penampil Terbaik ketika dibawa sang bos besar ke tempat dimana ia dilebur untuk memborong semua kendaraan lapis baja untuk keperluan militer. Dengan sombongnya dibalut mesin diesel sebagai mesin pacu andalannya seolah meraung memekkakan telinga dan hendak menginformasikan kepada seluruh penghuni Toko Besi---Baja tua dan sejenisnya bahwa ia telah pindah level atau naik kelas.

XAXE tak bisa berbuat macam-macam karena ia saat ini hanyalah seonggok besi tanpa mesin yang bisa ia gerakkan karena telah lama mereka berpisah jasadnya ketika sang bos harus mencari alternative mesin bensin untuk kendaraan kesayangnya yang lebih muda. Tapi meskipun jasadnya telah dikremasi ia tak akan pernah mati  

Sementara di seberang kompleks tempatnya teronggok ada beberapa gerbong kereta api dan lokomotif tua yang jelas musuh terberatnya yang berasal dari materi baja pun harap-harap cemas. Karena memang sering dapat kasak-kusuk dari bangkai pesawat yang tak lagi terdapat mesin serta pernak-pernik dan asesoris yang menempel pada dirinya. Bahwa ia akan selalu teronggok disana karena sudah tak logis lagi merekondisi kendaraan berroda yang tak memiliki rel dari Baja. Nampaknya ia telah putus asa.

Sebutir peluh tetap tak membuat dirinya atau deraian air hujan musiman tak merubah apapun pada dirinya. Dulu ia adalah penguasa juga di masanya pernah juga sok diktator bagi para kendaraan yang menghalangi jalannya. Karena pernah sebuah truk barang disambar olehnya dengan kecepatan angkuhnya masa itu dan bertemu di tempat sekarang ia terronggok. Walaupun demikian sang truk barang ringsek itu kemudia direkondisi menjadi Bus yang selalu mengantar pramugari dari mess mereka menuju airport. Itupun karena ada kabar burung yang menginformasikan tentang itu. Dia selalu berfikir apakah ia kualat karena telah tidak berlaku  tidak adil bagi para sesama kendaraan di darat dan itu selalu terlontar dari fikirannya.

Wajar kalau memang ia Arogan karena Ia selalu merasakan dirinya menjadi moda transportasi yang paling berharga. Sebut saja namanya Elloco karena sering orang menyebut namanya karena setiap datang dan pergi disetiap stasiun yang selalu ia singgahi. Sekali angkut saja 15 gerbong kereta yang ia pikul dipundaknya lebih dari ratusan manusia sebagai bosnya dibawa melintasi Negara dan kota-kota besar. Elloco selalu mengenang kisah kasih cintanya bersama sang pujaan hati yang meregang nyawa demi kemerdekaan bangsanya yang terpaksa mengangkut para prajurit ke medan juang. Miris memang.

Kembali ke lokasi tadi tak jauh darisana terdapat banyak sekali onggokan berisikan alat-alat elektronik yang dibiarkan begitu saja tanpa ada tempat berteduh seperti tape yang sudah tak lagi memiliki head untuk memutar pita kaset, televisi yang tak lagi berkonde karena jaman memaksanya untuk tidak menggunakannya atau memang jarang kondangan dan saat ini penampilan fisiknya sudah flat dikarenakan sering sekali mereka melakukan fitness, handphone yang tuli karena tersambar petir ketika digunakan oleh manusia dan sekaligus sang penelepon mati hangus karena insiden itu dan komputer yang sudah sliwer juga bernasib sama dengan mobil renta XAXE dan Elloco dengan Gerbong keretanya tetap saja teronggok disana kecuali peluru, mesiu, rudal, granat, bom atom, tank, jet tempur ujung-ujungnya adalah besi

cerpen ini telah terpublikasi dengan judul "Iron Tip" di situs reedsy

pengembangan syair yang berjudul iron tipped juga telah terpublikasi di situs syair pendidikan dunai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun