Rindu ini membuncah, menggurita dan bergema ke seluruh jagat semesta dan penjuru dunia
Rindu tak pernah berujung seolah terbujur kaku dalam rotasi waktu yang berdetak
Rindu mengalir deras dirasa oleh setiap insan manusia
Rindu yang selalu tertambat hasrat mengalir diagungkan oleh para penyajak
Rindu selalu tak pernah dipersalahkan dengan fakta cinta fobia, kecintaan pada Sang Utusan layaknya megalomania
Rindu komplain ke perasaan kemudian mengadu ke hati bagian dari organ tubuh berbahan dasar darah, daging dan yang telah bercampur amoniak
Rindu mengenyahkan rasio dan perasaan yang ada dan setiap insan akan merasa bersedia
Yang mencintanya, mengasihi kepada sang kekasih tak akan mengharapkan cintanya kembali, karena murninya sampai riang gembira dan bersorak  Â
Rindu, Silahkan kalian definisikan dalam wacana teoritis dan praktis karena itu adalah pemberian Tuhan dan itu tak terperi, selalu saja berbahagia
Rindu hijau usang telah tertambat dan menepi menyiarkan sebuah kabar nan spesifik dan berwatak
Madu cinta dalam cawan candu di mihrab perjamuan cinta dihadiri oleh para Malaikat diselingi sholawat mania
Sampai Akhir Hayat Beliau selalu merefleksikan kecintaan kepada umatnya, Begitu kentara seolah beliau hadir dalam setiap runutan peristiwa ketika kita diagungkan dan dilafadzkan berjamaah lewat Sirah Nabawiyah yang terangkum dalam Al Barjanzi seraya diagungkan Sang Khalik sebagai Dicinta dan Dirinya sebagai  Pecinta ---Tak berjarak  Â
 Â
    Quatrain A B A B, A B A B, A, B, A, B  Â
SLIPI, 12 RABIUL AWAL 1442 H (19 Oktober 2021). 8:25 Pagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H