Wajah yang selalu tegar termakan usia yang seolah tak lelah tuk merengek
Tak pernah menuai emas dalam pundi dan saku bajunya yang lusuh
Masih berharap dan berharap agar dia bisa mengayuh kehidupan
Aku hanya bisa mencacinya, menelantarkan dan selalu membuat kalbunya menangis
Apakah itu disebut ayah, bapak atau papa yang selalu tegar diterpa badai
Apakah memang itu jalan terjal yang selalu dijajaki
      Karena ayah aku bisa menuai bangku sekolah yang kolot dengan pernak-pernik ketamakannya
      Dan karena ayah pula aku bisa menghujam esensi kehidupan melalui pendidikan
      Aku bersyukur kepada wajah tua renta yang seakan tak lelah tuk memberikan ketentraman
      Aku yang tak tahu diri ini hanya bisa berceloteh kepada sesosok wajah itu bagaimana harus bersikap tanpa tahu bagaimana harus Â
      bersikap secara manusiawi