Mohon tunggu...
Zulkarnain El-Madury
Zulkarnain El-Madury Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menganut Theologi Anti Paganisme/Syirik.\r\nTauhid adalah pahamku\r\nSyariat adalah hukumku\r\nAllah adalah Tuhanku\r\nMuhammad adalah Metode (manhaj)hidupku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Partikel Tuhan dalam Rangka Memanusiakan Tuhan

9 Juli 2012   02:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:09 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Partikel Tuhan, yang menjadi pembicaraan hangat dikalangan ilmuawan, merupakan temuan berantai dari partikel partikel sebelumnya. Disebut partikel Tuhan, karena partikel temuan Boson Higgs tersebut menjelaskan Awal sejarah terciptanya alam semesta. Seolah partikel temuanya merupakan pamugkas dari segala pemandangan yang terbentang luas dan tak bertepi di halaman ruang yang tak bertepi pula.

Tetapi apakah Partikel tersebut adalah Dzat Tuhan ?...Dan apakah Dzat Tuhan iu bisa dilacak dengan kecanggihan tekhnologi, atau ketidak mampuan tekhnologi melacak Tuhan, sehingga mentok dijalan upaya menemukan tuhan pada partikel partikel yang disinyaler sebagai dzat dzat Tuhan . Apakah Dzat Tuhan itu makhluq ?. kalau memang bukan makhluq, partikel partikel itu tentunya berkelas kekal abadi, tidak akan fana, bisa mengerakkan dan mengatur serta menciptakan hal hal baru yang tidak ada di kolong jagad raya ini.

Lebih lanjut partikel itu sendiri sama saja dengan membendakan Tuhan yang semestinya bukanlah benda yang bersenyawa dengan alam....atau sama sekali tidak terkait dengan alam, lepas dari alam yang merupakan bentangan luar tak terbatas bersama isinya yang terdiri dari jutaan planet didalamnya.

Atau apakah pada lipatan lipatan langit ada partikel yang membatasi makhluq dan kholiq, kemungkinan ini yang bisa dijadikan rujukan sementara, bahwa Allah terlepas dari makhluqnya, tidak menghuni alam semesta ini, tetapi sebuah arsy, yang mungkin menjadi pembatas antara makhluq (yang diciptakan dengan kholiq ( pencipta).

Kalau partikel partikel dipaksakan sebagai dzat Tuhan, maka manusia telah terlalu naïf ketika menghasilkan temuan, dan lebih tepat disebut "sebuah kekeliruan ilmiah"

Karena dalam rumusan kedua agama Islam dan Kristen didapatkan fakta, bahwa keberadaan tuhan itu lepas dari mata manusia. Al-Quran misalnya Allah adalah "Al Batin" yang bermakna Tuhan itu terlalu sakral untuk bisa dilihat dengan kemampuan manusia. Iblis dan anak buahnya saja belum bisa dilihat dengan mata, apalagi Tuhan. Ini menunjukkan hasil penelitian kalangan sarjana itu masih sangat mentah untuk bisa dikatagorekan berhasil menemukan "Tuhan" dalam bentuk " Partikel"

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

"Tidak ada sesuatu yang menyerupai-Nya, Sedangkan allah Maha mendengar dan juga Maha penyayang"....(As-Syura ayat 11)

Bisa dipastikan kalau partikel itu adalah fenomena para malaikat Tuhan yang mendapatkan tugas mengatur alam semesta, bukan tuhan itu sendiri. Karena Tuhan tidak memiliki nuansa kebendaan yang bernama partikel, sekalipun hanya sekedar bias dari sebuah cahaya (nur). Sedangkan malaikat (yang berasal dari partikel cahaya), lebih tepat, bila diasumsikan pada partikel yang bisa mengatur gerakan gerakan alam

Firman Allah: ." Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya".

(Surah: Al-An'am - Ayat: 61)..

Maka sebagai makhluq beriman, seharusnya tidak mudah terkecoh dengan temuan yang dapat menghancurkan keimanan (Tauhid) pada bentuk bentuk kesyirikan dengan membendakan Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun