Mohon tunggu...
Ayatul atafunnisyah
Ayatul atafunnisyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Ayatul atafunnisyah Alamat: Bima Hobi: Membaca buku Prodi:pgsd

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2.Determinan (Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional)

17 Januari 2025   20:38 Diperbarui: 17 Januari 2025   20:38 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan sosial emosional adalah aspek penting dalam pertumbuhan individu, terutama selama masa kanak-kanak. Perkembangan ini mencakup kemampuan anak untuk memahami emosi, mengelola hubungan sosial, dan membangun empati serta keterampilan interpersonal lainnya. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan. Artikel ini akan menguraikan determinan atau faktor yang memengaruhi perkembangan sosial emosional anak.

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama yang memengaruhi perkembangan sosial emosional anak. Interaksi anak dengan orang tua, saudara, atau pengasuh sangat penting dalam membentuk pola perilaku sosial. Orang tua yang memberikan perhatian, kasih sayang, dan mendukung anak secara emosional akan mendorong perkembangan sosial emosional yang positif. Sebaliknya, lingkungan keluarga yang penuh konflik atau kurang harmonis dapat menghambat perkembangan anak, menyebabkan stres emosional, dan mengurangi kemampuan anak untuk menjalin hubungan yang sehat.

Peran pola asuh juga sangat signifikan. Pola asuh yang demokratis, di mana anak diajarkan untuk mengungkapkan pendapat tetapi tetap diberikan batasan, terbukti mendukung perkembangan sosial emosional yang optimal. Di sisi lain, pola asuh otoriter atau permisif dapat berdampak negatif, menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam mengatur emosi atau menjalin hubungan dengan orang lain.

2. Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan tempat kedua setelah keluarga yang menjadi pusat pembelajaran sosial emosional. Guru dan teman sebaya memainkan peran penting dalam membentuk kemampuan sosial anak. Guru yang memberikan dukungan emosional dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dapat membantu anak merasa aman dan dihargai.

Interaksi dengan teman sebaya juga membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, seperti berbagi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik. Namun, lingkungan sekolah yang tidak kondusif, seperti adanya bullying atau kurangnya perhatian terhadap kebutuhan emosional anak, dapat menghambat perkembangan ini.

3. Faktor Biologis

Aspek biologis, termasuk faktor genetik dan kesehatan fisik, turut memengaruhi perkembangan sosial emosional. Genetik berperan dalam menentukan temperamen anak, yaitu sifat dasar yang memengaruhi bagaimana anak merespons lingkungan. Anak dengan temperamen yang mudah beradaptasi cenderung lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial emosional dibandingkan anak yang memiliki temperamen sulit.

Kesehatan fisik juga penting. Anak yang mengalami gangguan kesehatan kronis atau cacat fisik mungkin menghadapi tantangan tambahan dalam perkembangan sosial emosional, karena keterbatasan fisik atau stigma sosial yang dihadapi.

4. Faktor Budaya dan Sosial

Budaya dan norma sosial di masyarakat turut membentuk bagaimana individu memahami dan mengekspresikan emosi. Misalnya, budaya yang menekankan pentingnya kerja sama dan harmoni cenderung mendukung pengembangan empati dan keterampilan sosial yang baik. Sebaliknya, budaya yang lebih individualistik mungkin menekankan pengembangan kepercayaan diri secara personal, tetapi kurang memberikan penekanan pada kerja sama kelompok.

Selain itu, status sosial ekonomi keluarga juga berpengaruh. Anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah mungkin menghadapi tantangan tambahan, seperti keterbatasan akses ke pendidikan yang berkualitas atau kurangnya dukungan emosional dari orang tua yang sibuk bekerja.

5. Pengaruh Media dan Teknologi

Media dan teknologi, seperti televisi, media sosial, dan permainan video, juga menjadi faktor penting dalam perkembangan sosial emosional anak di era modern. Konten media yang positif dapat membantu anak belajar tentang nilai-nilai sosial, seperti empati dan toleransi. Namun, paparan terhadap konten yang tidak sesuai usia atau terlalu banyak waktu dihabiskan di depan layar dapat menghambat interaksi sosial anak secara langsung.

Kesimpulan

Perkembangan sosial emosional anak merupakan hasil interaksi kompleks antara berbagai faktor, termasuk keluarga, lingkungan sekolah, faktor biologis, budaya, dan pengaruh media. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sosial emosional anak secara optimal. Dengan memahami determinan-determinan ini, kita dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan mampu berinteraksi dengan baik dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun