Mohon tunggu...
Ayatul atafunnisyah
Ayatul atafunnisyah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Ayatul atafunnisyah Alamat: Bima Hobi: Membaca buku Prodi:pgsd

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Perjalanan Hidup Manusia

19 November 2024   12:28 Diperbarui: 19 November 2024   12:30 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Tahap Generativitas vs Stagnasi (40-65 tahun)
Pada masa dewasa tengah, individu berfokus pada kontribusi terhadap generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau aktivitas sosial. Jika individu merasa tidak memberikan dampak positif, ia dapat mengalami stagnasi atau merasa tidak produktif. Kebajikan dari tahap ini adalah kepedulian.

8. Tahap Integritas vs Keputusasaan (65 tahun ke atas)
Pada tahap terakhir kehidupan, individu merenungkan kehidupannya dan menerima hasil dari perjalanan hidupnya. Jika merasa hidupnya bermakna, ia akan mencapai integritas. Namun, jika menyesali banyak hal, ia mungkin mengalami keputusasaan. Kebajikan yang diperoleh adalah kebijaksanaan.

Relevansi Teori Psikososial di Era Modern

Teori Erikson tetap relevan dalam memahami dinamika perkembangan manusia di berbagai konteks, seperti keluarga, pendidikan, dan tempat kerja. Misalnya, dalam pendidikan, memahami tahap perkembangan siswa membantu guru menciptakan lingkungan yang mendukung kebutuhan psikososial mereka. Dalam dunia kerja, teori ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan karyawan berdasarkan tahap hidup mereka, sehingga meningkatkan kepuasan dan produktivitas kerja.

Lebih jauh, teori ini juga berguna dalam bidang konseling atau terapi. Psikolog dapat membantu klien mengeksplorasi krisis psikososial yang belum terselesaikan dan membimbing mereka untuk menemukan solusi, sehingga mereka dapat melanjutkan perkembangan psikologisnya dengan lebih sehat.

Penutup

Teori psikososial Erik Erikson memberikan kerangka kerja yang mendalam untuk memahami perkembangan manusia sepanjang hayat. Dengan memperhatikan bagaimana setiap individu menghadapi krisis di setiap tahap, kita dapat mendukung pertumbuhan psikologis mereka, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun tempat kerja. Lebih dari sekadar teori, pendekatan Erikson mengingatkan kita bahwa perkembangan manusia adalah proses yang berkesinambungan dan penuh potensi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun