Mohon tunggu...
Aya Soraya
Aya Soraya Mohon Tunggu... -

Mom, searching for a new world

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Anak Indonesia, Paling Indonesia

20 Mei 2011   15:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:25 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_110937" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber: http://4.bp.blogspot.com"][/caption] Banyaknya permainan anak-anak dari luar seperti boneka barbie, robot-robotan atau yang menjadi trend  sekarang permainan anak-anak seperti hot wheel menjadikan anak-anak masa kini cendrung malas. Anak-anak terbiasa mendapatkan mainan dengan cara mudah, mereka tinggal meminta pada orang tua untuk membeli, mainan pun mereka dapatkan dan tinggal memainkannya. Perkembangan budaya yang begitu pesat memicu gaya hidup anak untuk malas berpikir dan berkreasi, sehingga anak-anak tidak memiliki kreatifitas yang tinggi. Sangat disayangkan anak-anak ini pun tidak mengetahui permainan tradisoanal yang sesungguhnya paling indonesia. Dengan permainan tradisonal ini sesungguhnya memacu anak untuk lebih kreatif dan berpikir bagaiman acara membuat mainan. Dari permainan anak- anak indonesia yang paling berkesan bagi saya adalah ketika saya dibuatkan mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, sisa-sisa dari kulit jeruk bali kami ambil untuk digunakan membuat mobil-mobilan. Tetapi lain lagi ketika kami akan perang-perangan kami tidak menggunakan pistol-pistolan canggih seperti sekarang yang biasa ada di film-film Arnold Schwarzengger. Kami membuatnya dari dahan daun pisang dengan bantuan lidi untuk menyambungkannya sehingga bisa dibentuk layaknya pistol-pistolan. Dari dahan daun pisang ini kami bisa menggunakannya sebagai kuda-kudaan, dimana dahan ini ditekuk membentuk replika kuda dengan bantuan lidi pula, tidak lupa ditambahkan bentuk telinga dari kuda-kudan tersebut dengan menyisir kulitnya sedikit dibagian kiri dan kanan dengan tambahan ekor dari sisa daun yang tidak dihabiskan. Ada lagi permainan yang biasa dimainkan anak-anak indonesia yang terbuat dari bambu kecil sebagai alat tembak-menembak yang amunisinya terbuat dari koran yang sudah dibasahi, lalu dimasukan dengan jumlah yang disesuaikan dengan diameter bambu maka mainan ini pun bisa mengenai sasran lawan yang lumayan sakit jika mengenai badan yang digunakan untuk bermain perang perangan. Adapula ketapel yang biasa dimainkan oleh anak laki-laki yang terbuat dari kayu yang berbentuk seperti huruf Y ditengahnya diletakan karet sintetis dan kulit untuk meletakan batu biasanya. Dari beragamnya mainan adapula permainan yang menjadi permainan anak-anak indonesia, permainan seperti engklek, yaitu permainan yang biasanya menggunakan bata merah atau batu untuk dilemparkan ke bagian kolom yang di bentuk terlebih dahulu sebanyak 8 kolom yaitu 3kolom pertama lalu 2 kolom kedua 1 kolom ketiga 2kolom keempat dan yang terakhir berbentuk gunug, permainan dimenagkanketika kita sampa pada puncaknya yaitu yang disebut gunung. Permainan lain yang tak kalah indonesianya adalah permainan galasin, permainan ini dimainkan oleh delapan orang anak yang dibagi kedalam 2 kelompok, dimana kelompok pertama adalah kelompok yang bermain terlebih dahulu setelah melakukan undian, kelompok pertama ini bertugas untuk menerobos penjagaan tanpa tersentuh. Kelompok kedua bertugas menjaga lawan agar tidak bisa menerobos sampai belakang. Permainan dimenagkan jika salah satu kelompok berhasil membobol pertahanan lawan sampai kembali ke posisi pertama. Permainan lain yang tak kalah seru dalah permainan  gatrik, permainan ini menggunakan dua buah tongkat untuk memainnkanya satu tongkat panjang untuk memukul, dan satu tongkat pendek yang diletakan di tanah untuk dipukul oleh gatrik panjang untuk mencapai lemparan yang jauh. Dari banyaknya permainan yang terdapat di Indonesia sesungguhnya hal itu bisa menjadi kebanggan bagi kita. Meskipun permainan itu jarang kita temui sekarang. Permainan tradisonal ini mendidik anak-anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan permainan  yang datang dari luar yang menciptakan kurangnya rasa bersosialisasi. Sebenarnya permainan tradisional ini bisa menjadi kebanggaan dan merupakan peninggalan budaya pada generasi berikut yang tidak dapat dilupakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun