Mohon tunggu...
Wilis Triguna
Wilis Triguna Mohon Tunggu... -

if u hate your job, QUIT!\r\nLIVE YOUR DREAM\r\n!\r\nSMA/WA/CALL: 082188062000\r\nBB: 7E73994C

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Matahari Siang Lebih Sehat?

25 September 2014   13:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:35 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MATAHARI SIANG JUSTRU LEBIH SEHAT

Dikutip sesuai aslinya dari buku SEHAT SEJATI YANG KODRATI – Dr. Tan Shot Yen, M.Hum., hal. 71-72

[caption id="attachment_361516" align="aligncenter" width="300" caption="beli buku ini untuk pemahaman kesehatan yang keren"][/caption]

Sebagai up date pengetahuan terbaru, menghindari sengatan panas tengah hari ternyata justru meningkatkan kanker kulit ganas (cutaneous malignant melanoma). Dr. William Grant sebagai pakar vitamin D menjelaskan bahwa dari kajian di Inggris, Norwegia, dan Amerika Serikat, waktu optimal untuk mendapatkan produksi vitamin D justru sedekat mungkin dengan tengah hari (antara jam 10 pagi hingga 2 siang).

Yang kita butuhkan sebenarnya dari sinar matahari adalah ultraviolet B sebagai produsen vitamin B. Pada saat matahari masih dekat dengan horison (pagi hari, belum mencapai puncak kepala) ultraviolet B (daya radiasi 290-315 nanometer) masih sangat sedikit, sebaliknya ultraviolet A sedang “kecang-kencangnya” (daya radiasi 320-400 nanometer dan berhubungan erat dengan kanker kulit karena daya tembusnya lebih tinggi).

Dengan terik tengah hari dan rasa panas, maka sebenarnya kita tidak butuh waktu lama untuk berjemur. Buat apa menghabiskan waktu 1 jam dari pukul 7 hingga 8 pagi jika yang kita peroleh malah lebih banyak ultraviolet A yang merusak, sedangkan cukup butuh 15 menit sekitar jam 10-10.15 sekaligus menikmati ultraviolet B untuk mendapatkan vitamin D? Bagi yang berkulit gelap, dibutuhkan lebih lama tentunya, karena semakin banyak pigmen kulit yang kita miliki, semakin sedikit daya tembus ultraviolet ke dalam kulit kita. Bukankah pigmen kulit adalah pelindung kanker alami?

Robyn Lucas, seorang pakar epidemiologi di Australian National University, sangat setuju dengan temuan ini. *Bahkan ditambahkan oleh Dr. Grant, anjuran menghindari matahari siang plus menggunakan tabir surya malah menjerumuskan orang terkena kanker kulit.* Masalahnya, orang-orang yang menganjurkan nasihat tersebut tidak memperhitungkan daya radiasi ultraviolet sebagai penyebab kanker! Kita membutuhkan sekitar 2.000 IU hingga 4.000 IU vitamin D per harinya untuk dapat mencegah kanker kulit hingga 50%. Kebanyakan orang hanya mendapat 250-300 IU per hari dari makanannya saja.

Jika matahari sekitar tengah hari justru lebih sehat bagi tubuh kita, kini saatnya kita mengubah pola pikir yang sudah terpatri. Mari menikmati jalan tertimpa sinar matahati ke tempat parkir atau sengaja menyapu halaman pada pukul 10 pagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun