Mohon tunggu...
Aya Nurdin
Aya Nurdin Mohon Tunggu... -

Full time traveller, part time student;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

I'm A Proud Indonesian! You?

6 Oktober 2011   00:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:17 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oke, kembali ke persiapan Infusion week, syukurnya saat itu ada sekitar 5 orang student Indonesia lain yang berhasil saya ajak untuk berpartisipasi dalam tarian poco-poco tsb. Walaupun group Poco-poco kami gak menang, tapi antusiasme dari penonton yang ikut belajar poco-poco bersama-sama kami yang membuat semua rasa letih dan lelah hilang, blas blas blas. Saya juga bangga dengan diri saya, karena ternyata bisa menjawab tantangan dan bisa unjuk gigi sebagai coreografer dadakan untuk tari kreasi Indonesia **cieeeeh...izin bangga sebentar yah, hehehe**.

Sayangnya tahun berikutnya ada sedikit kendala. Saat itu jumlah student Indonesia diUTS mulai berkurang banyak. Kebanyakan pada mulai sibuk dgn kuliahnya dan gak bisa dihubungi. Yang tersisa saat itu tinggal saya dan teman saya dari Manado, Lisa. Untung kami punya satu visi dan hobi yang sama gilanya **She is my partner in crime, like Bonny & Clyde, hahaha** Mau tetap poco-poco tapi gak mungkin berdua. So, akhirnya kami atur siasat tuk menambah personel group poco-poco kami. Timbullah ide untuk merekrut mahasiwa dari negara lain. Saya berupaya membujuk teman kuliah saya dari Mozambique, dan Lisa membujuk teman flatnya yang anak Jepang. It worked! Teman kuliah saya Olga, mau diajari Poco-poco karena saya bilang tarian itu bisa menurunkan berat badan lho,  hohohoho.....hanya butuh waktu sekitar 3 hari kami mengajari mereka, maka jadilah tarian poco-poco campur sari, hehehe. Secara tidak langsung kami sebenarnya sudah memperkenalkan ke orang-orang ini bahwa tarian Indonesia itu fun, cheerful dan mudah untuk dilakukan. Cuman kalo saat itu mereka minta diajari tari bali atau tari Sama, mati dah!

Lomba masakan khas negara juga kami selalu ikut. Tahun pertama kami masak Nasi kuning yang dibuat tumpeng alaBlue Mountain (salah satu tujuan wisata alam diNSW). Tahun berikutnya kami buat martabak telur. Tau gak, seumur-umur diIndonesia, saya gak pernah membuat dua jenis makanan ini. Ngapain masak sendiri, wong ada yang sudah jadi kok, beli ajah! Tapi berhubung ini diOstrali bukan Makassar sodara-sodara, gak ada yang jual makanan kayak gitu! Jalan terakhirnya adalah belajar masak nasi kuning trial and error dalam 2 kali percobaan. Usaha kami berbuah hasil lho, nasi kuning ala Blue Mountain kami dapat juara tiga! Alhamdulillah yah...... Juara tiga karena kata jurinya aroma nasi dan lauknya enak walaupun nasi kuningnya masih agak kurang mateng, hehehehe **masak nasi dirice cooker yang kepenuhan**. Coba kalo masaknya pas matengnya? Wohohoho, terancam juara 1 tuh kayaknya;)

Anyway, lain ladang lain belalang, dulu Ostrali sekarang UK **jiaaaaah, gak nyambung lagi deh**. Weekend ini akan ada cultural exhibition di universitas tempat saya sekarang menimba ilmu, The University of Sheffield, UK. Nama eventnya Intro Fiesta Global Village 2011. Konsepnya mungkin gak terlalu jauh beda seperti Infusion Week milik UTS, meski jumlah peserta negara yang buka stall gak sebanyak peserta diSydney (waktunya singkat dan tempat yang sangat terbatas). Trus juga gak ada kompetisi masak dan tari-tarian tradisional kayak diUTS dulu, coba kalo ada, ikyuuuuut!!!  Tapi gak papa deh, Mo banyak atau sedikit negara pesertanya, I'll do my best for Indonesiaku tercinta. Doakan acaranya sukses yah;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun