Mohon tunggu...
Nurhayani Nasution
Nurhayani Nasution Mohon Tunggu... -

Kulimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lima September Dua Puluh Tiga Belas

1 Desember 2013   01:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:28 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karenamu Fa; batinku sibuk berdandan meski raga terdiam kaku, mataku gencar mencari meski kepala tertunduk bisu, lenganku ingin memeluk meski genggaman terasa beku. Bagaimana bisa bibirku melontarkan kata-kata yang tak perlu saat pribadiku adalah pemalu.

Karenamu Fa; aku tak kenal diriku sendiri, keramaian mengejek tingkah konyolku. Bagaimana bisa aku membiarkan punggungku berbicara  saat aku benar-benar ingin menatap matamu.

Karenamu Fa; aku mengutuk diri sendiri, tanggal itu tak pernah kembali, hari itu tak akan terulang, kendati aku menangisimu dalam ruang kosong yang mentertawakanku.

Kamu kini ialah potongan ingatan yang tak ingin punah, selalu minta dijamah ketika sepi akan muntah. Aku yakin kata "seandainya" hanya sia-sia, waktu takkan mengizinkannya berfungsi. Kekacauan ini sebab tingkahku yang salah, karena padamu Fa; aku telah jatuh hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun