Mohon tunggu...
Siti Muallifatul
Siti Muallifatul Mohon Tunggu... Jurnalis - Student of International Relations

Selalu Semangat !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan Antar Agama dan Negara

22 Oktober 2019   11:40 Diperbarui: 22 Oktober 2019   11:51 2482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah hubungan Agama, negara dan demokrasi adalah sejarah yang panjang dalam perkembangan ilmu politik. Awal mula sejarahnya terjadi di abad pertengahan Eropa yang kala itu Eropa didominasi oleh agama Kristen dalam kehidupan bernegaranya. 

Dominasi gereja sangat kuat, semua orang harus tunduk dan tidak satupun kekuasaan yang berada diatas gereja, hal ini nyatanya membelenggu kebebasan berpikir masyarakat yang kemudian menyebabkan Eropa masuk ke dalam abad kegelapan (dark age). 

Akhirnya masyarakat Eropa banyak mengajukan gugatan kepada gereja, karena gereja dinilai tidak menghargai hak-hak masyarakat dan tidak peduli dengan suara masyarakat. 

Pembaruan kebudayaan di abad pertengahan dimulai pada masa Renaissance yang menjadi dasar kebudayaan modern. Pada masa ini, kebudayaan mulai diduniakan dan reformasi gereja mulai diawamkan. 

Mereka yang sekarang menggap bahwa perubahan terjadi  karena manusia yang melakukannya sendiri, bukan seperti ketika mereka dibawah naungan gereja yang menganggap setiap perubahan terjadi karena kehendak Tuhan. 

Setelah timbul kesadaran akan kemampuan besar manusia yakni akal, masyarakat Eropa meragukan apa yang dinamakan wahyu Tuhan. Mereka pun mulai mengkritik tradisi dan menganggap abad pertengahan sebagai zaman kebodohan.

Maka abad pertengahan sangat berbeda dengan abad setelahnya. Abad pertengahan dinilai sebagai abad yang penuh dengan nilai-nilai keagamaan, sedang abad setelahnya sebagai abad ilmu pengetahuan dimana semuanya dilakukan atas dasar rasionalitas. 

Para ahli pun juga menemukan konsep bahwa perlu adanya pemisahan antar agama dan negara, agar apa yang terjadi di abad pertengahan Eropa tidak terulang lagi.

Dalam Islam memang masih banyak perdebatan antar hubungan Agama dan negara. Namun meski begitu kaum muslim tetap percaya bahwa Islam adalah agama yang sempurna, Islam bersifat holistik yang tidak hanya mengurus masalah rohani, tetapi juga duniawi. Oleh karena itu menurut Munawwir Sjadzali terdapat 3 paradigma untuk melihat hubungan antar agama dan negara. 

(1) Paradigma Integralistik : Hubungan totalitas bahwa agama dan negara adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Negara adalah lembaga politik dan sekaligus lembaga keagamaan.

(2) Paradigma Simbiosis Mutualistik : Antara agama dan negara terdapat hubungan yang saling membutuhkan. Agama harus dijalankan dengan baik, sebab tanpa agama, akan terjadi kekacauan moral dalam beragama dan berpolitik / bernegara. Jika akhlaq dan moral sudah berjalan baik, maka negara akan berjalan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun