Penurunan berat badan, sekarang menjadi hal yang sangat krusial dalam penanganan berbagai penyakit degeneratif  terutama yang berkaitan dengan jantung , penyakit diabetes, dan dislipidemia sebagaimana panduan terbaru yang dipublikasikan oleh  European Society Of endocrinology and The Obesity Society.  Rekomendasi dibuat antara lain sbb : (Lebih lengkap silahkan baca :Pharmacological Management Of Obesity : An Endocrine Society Clinical Practice Guideline oleh : Caroline M.Apovian et al)
- Pengaturan pola makan (Pembatasan kalori), olahraga untuk BMI lebih dari sama dengan 25 kg/m2 dengan penyakit penyerta :
- Bariatric surgery , pengurangan asupan makanan, dan peningkatan aktivitas fisik untuk BMI lebih dari sama dengan 30 kg/m2 dengan  dengan penyakit penyerta atau  BMI lebih dari sama dengan 40 kg/m2
- Dalam manajemen terapi penyakit, para dokter amat disarankn untuk mengganti atau menggunakan obat-obatan yang netral terhadap peningkatan berat badan atau lebih baik lagi jika dapat menurunkan.
Rekomendasi ini dikeluarkan berdasarkan berbagai hasil penelitian yang menunjukkan bahwa jaringan lemak tidak hanya menyebabkan peningkatan berat badan, tetapi juga perubahan fisiologis melalui produksi berbagai senyawa kimia yang akan mengubah proses fisiologis tubuh. Contohnya adalah penurunan produksi adiponectin pada kegemukan yang berkorelasi dengan terjadinya hipertensi.
Diluar kondisi tersebut, sebenarnya masyarakat sudah memiliki kesadaran untuk menangani kegemukan baik karena alasan kesehatan sampai pada alasan estetika. Tetapi seringkali upaya ini menemui kegagalan dan inilah yang seringkali dikeluhkan. Banyak yang bahkan mengkombinasinya dengan obat-obatan mulai dari produk OTC sampai dengan resep dokter tetapi tetap saja gagal. Mengapa demikian? berikut beberapa alasan serta cara penanganan yang bisa dilakukan.
- Pembakaran lemak tidak efektif tanpa  pembentukan otot. Antara sel sel lemak dan otot yang membutuhkan energi lebih besar adalah  otot sehingga untuk mengoptimalkan pembakaran kalori, pembentukan otot berperan penting. Fokuskalnlah pada kaki, lengan, pinggang, perut, dan punggung. Makanan otot yang utama adalah lemak sehingga jika ada otot maka pembakaran lemak untuk energi otot
- Tidur malam yang cukup. Metabolisme tubuh berkaitan erat dengan irama sirkadian dan Basal metabolik rate. BMR adalah kebutuhan energi dasar yang biasanya dipengaruhi sekali oleh ketercukupan tidur diamalam hari. BMR membutuhkan 40-70 % dari total keburtuhan kalori seharian sehingga tidur optimal akan berdampak pada BMR yang optimal.
- Tidur dalam posisi gula darah rendah. Pembongkaran lemak baru akan terjadi apabila kadar gula darah rendah sehingga pembatasan jam makan malam amatlah penting. Rekomendasinya adalah jam 6 tetapi maksimal jam 8 malam.
- Olahraga aerobik. Olahraga jenis ini mengoptimalkan pembentukan otot dan pembakaran lemak. Lakukan selama 150 menit
- Atasi konstipasi. Konstipasi akan memperpanjang waktu transit obat lebih lama sehingga waktu pencernaan akan lebih lama. Kemungkinan untuk penyerapan karbohidrat meningkat dan mengganggu pembongkaran lemak
- Hindari minuman berkalori tinggi seperti teh manis, sirup dll : minuman berkalori tidak memiliki massa yang bisa membuat perut penuh sehingga tidak cukup kuat untuk menekan lapar . Air putih adalah yang terbaik!
- Jika anda maag maka atasi dulu maag anda. Maag juga menyebabkan pengolahan makanan tidak sepurna sehingga potensi perlambatan pengosongan lambung dan konstipasi meningkat.
- Sarapan amat penting untuk kebutuhan energi seharian. Jika anda melewatkan sarapan, maka makan siang menjadi tidak terkontrol pada sore hari masih kenyang. Akibatnya makan malam pun akan mundur lebih dari jam 8 malam.
- Penuhi kebutuhan vitamin dan mineral dari buah dan sayur. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketercukupan gizi mempengaruhi jumlah asupan makanan dan efektifitas metabolisme.
- Makanan kaya serat seperti sayuran akan memberi volume di saluran sehingga mengenyangkan tanpa masukan kalori berlebihan.
Semoga bermanfaat ^_*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H