Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Teras Kenangan

17 Januari 2025   06:01 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:44 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Freepik/Jcomp

Aku mengetuk-ngetuk kenangan
pada hamparan keningmu
Teras rumah yang sebagian keramiknya
sudah mengelupas,
kembang yang tak terawat,
pot yang pecah, juga rindu
sepanjang kisah

Cerita pun berlompatan dari kepala
lamat-lamat
Mengerang
Seperti engsel jendela tua yang sudah berkarat
Ada yang terlepas dari ingatan
Kita menjadikan sebuah dongeng
Beberapa kita kurangi, sedang yang lain
kita tambah
agar cerita terasa indah 

Kita mengulang lagi di teras ini
Kau meletakkan secangkir teh hangat
Terlihat seperti butiran kristal
Maaf, itu air mataku yang jatuh,
katamu 

Baca juga: Ziarah Kenangan

Kau tersenyum 

Ilustrasi Teras Kenangan. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | dokumen pribadi 
Ilustrasi Teras Kenangan. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | dokumen pribadi 

***

Lebakwana, Januari 2025

Baca juga: Sejarak Kenangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun