Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Musim-Musim yang Ngilu

15 Januari 2025   06:50 Diperbarui: 15 Januari 2025   06:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kepada Musim-Musim yang Ngilu. Pagar Laut. Sumber gambar: Antara Foto (Sulthony Hasanuddin) via kompas.com

Apa yang dapat didengar
dari teriakan orang-orang yang diam
Mereka hanya menunggu untuk berhenti di tempat lain
Dan di sana juga menunggu lagi
Hidup yang pasti
adalah ketidakpastian
Seorang anak cemas di gerbang sekolah
Menimbang-nimbang jawaban
saat nanti ditanya guru,
kapan uang sekolah akan dibayarkan
Dan di tempat lain negeri ini seperti
tak bertuan
Laut dipagar layaknya milik sendiri
hasil warisan
Negara hanya sibuk memperbunga kata
Memaksakan makna sesuai selera
Di sudut lain seseorang masih terus
bermain lakon presiden-presidenan
Belum rela kalau dirinya disebut mantan
Para peternak kata-kata
Siap beri perlindungan untuk diri dan keluarga
Dengan semangat cinta tak bermata
Juga kebencian yang sangat menyala

***

Lebakwana, Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Malas Pangkal Kaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun