Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mesin Cuci Tua

9 Januari 2025   06:23 Diperbarui: 9 Januari 2025   06:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mesin Cuci Tua. Gambar dibuat dengan bantuan Meta AI | Dokumen pribadi 

Mesin cuci tua menderu
Mengelupaskan kenangan
Yang pernah melekat di baju pada sebuah pesta
penuh cahaya
Baju itu mulai rapuh, ada jahitannya yang terlepas
Mungkinkah mesin itu dapat meluruhkan
sisa-sisa sakit hati
Juga aroma pewangi
Bisakah menutupi cinta yang tak lagi
Mengucapkan selamat pagi

Gambar-gambar berterbangan
Lalu perlahan menghilang

Masih ada satu tahapan lagi
Diputar di mesin pengering
Tuntas sudah
Walaupun masih sedikit basah
Biarlah matahari saja
yang akan membakarnya

Baca juga: Menjadi Tua

***

Lebakwana, Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Ritual Mimpi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun