Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Emak yang Sangat Puisi

22 Desember 2024   20:11 Diperbarui: 22 Desember 2024   20:11 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dewasa dan Emak
sudah lama meninggal,
baru kusadari Emak begitu puisi
Ia pandai menyembunyikan ngilu
Padahal tubuhnya tengah dicabik
sembilu
Berusaha anak-anaknya selalu kenyang
Sambil menahan lambungnya yang
masih lapang

Emak tidak mengenal Hari Ibu
Karena semua waktu adalah miliknya
Dia selalu ada setiap anak-anaknya
Membutuhkan kehadirannya
Dan dia penyembuh
Segala luka anak-anaknya
Emak juga seorang penjaga
Dari seluruh barang yang ada di rumah
Jangan katakan dulu ada sesuatu
yang hilang
Sebelum Emak menyatakan gelap
atau terang

Setelah Emak tiada
Seluruh harinya menjadi puisi
Sangat indah dibaca-baca ulang
Dan baru tersadar di waktu sekarang
Padahal pada masa tuanya
Ia sering memandang halaman rumah
yang sepi
Anak-anaknya berterbangan
Entah di mana gerangan

***

Lebakwana, 22 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun