Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cannabis Sativa, Hanya Sepenggal Cerita

3 Desember 2024   06:15 Diperbarui: 6 Desember 2024   14:59 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi polisi menangkap penjahat. Foto oleh VIVIANE6276 | Pixabay 

Aku jadi teringat Tengku Rizal. Tersebab dirinya aku jadi tahu apa itu yang namanya seorang lelaki, petualangan, kenekadan, juga peluru. 

Ini kisahnya.

***

Berawal dari kehadiran Tengku Rizal di lingkungan kami, yang membuat perubahan besar pada kami yang rata-rata masih remaja, terlebih pada diriku. Kini kami sering pindah tongkrongan ke depan rumahnya.

Bang Izal -- demikian kami memanggilnya -- cepat membaur di lingkungan kami, terutama kepada anak-anak remaja. Ia gampang membuka dompetnya. Rokok, makanan, selalu ada di rumahnya. Dan, tentu, dari Bang Izal kami belajar minum yang mengandung alkohol. Aku yang waktu itu baru tamat SMA, masih menganggur, senang-senang saja. Karena rumah kontrakannya dekat dengan rumahku, tentu aku lebih sering main ke rumahnya.

Tapi, apa pekerjaannya?

Bang Izal hanya tertawa saat kami menanyakan hal itu. "Biasalah, bisnis kecil-kecilan. Kadang bawa sayur-sayuran, buah, apa saja, dari Sumatera. Dan balik lagi bawa barang dari Jakarta," kilah Bang Izal. Sepertinya ia kurang suka ditanya lebih detail.

Mobil Bang Izal sering berganti-ganti. Kadang mobil box, pickup, dan di hari lain menggunakan mobil sedan. Tapi memang ia lebih sering menggunakan mobil box.

Baca juga: Daulat Tuanku

Ia sering menghilang beberapa hari, bahkan hingga sebulan. Bang Izal pergi, entah ke mana. Kalau pulang ia biasanya pulang saat tengah malam. 

Aku sering meminta diajaknya ikut membantunya, terserah membantu dalam hal apa. Capek juga menjadi pengangguran. Tapi Bang Izal menolak secara halus. "Kamu masih muda, nggak bakalan kuat," alasan Bang Izal. Sampai suatu ketika, tiba-tiba saja Bang Izal mengajakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun