Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selepas Pertemuan

17 Oktober 2024   06:07 Diperbarui: 17 Oktober 2024   06:10 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang tertinggal selepas pertemuan
Bukan soal lupa ucapan selamat jalan
Atau sekelebat pelukan
Tapi puisi yang ngalir
pada diam-diam percakapan
Kata-kata memeluk erat
Tentang sebuah kota pada suatu saat
Kemudian nyanyian, potongan kue,
berbagi kisah, juga beberapa
tanda tangan pada lembaran cerita

"Kubayangkan, aku tak mungkin bisa
tinggal di kota ini," katamu

Apakah penduduk kota ini tak pernah
belajar tersenyum?
Juga soal kemacetan yang terlalu jahanam

Baca juga: Segelas Air

Di dalam bus saat perjalanan pulang
Kucatat semua
Dan mungkin kamu tidak sadar
Jari-jarimu yang lentik
Kusembunyikan dalam ingatan

***

Lebakwana, Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Jarak

Baca juga: Janji Bertemu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun