Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merayakan Puisi

25 September 2024   16:21 Diperbarui: 25 September 2024   16:25 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merayakan Puisi. Foto: Dokumen pribadi 

Rayakan kata-kata dengan belajar
Belajar mendengar belajar membaca
Tak sungkan pula
untuk belajar melihat
Puisi bukan kata-kata yang berputar
di tempat
Bukan apa adanya
Tapi ada apanya
Tidak juga mengada-ada
Agar terlihat ada
Ia dapat melesat jauh
Bagaimana membuat sunyi lebih gemuruh
Dan keriuhan tak menimbulkan gaduh

Batu atau daun jatuh
Sungai, laut, maupun rindu yang memagut
Atau cinta yang merupa kabut
Jalan-jalan yang sepi
Cerita dari desa kabar dari kota
Orang-orang dan masalahnya

Dan tawa yang menyembunyikan air mata
Atau mungkin juga
Luka yang sulit berbagi cerita

Baca juga: Puisi | Virus

Puisi adalah menjadi juru bicara
Bagi yang tak bisa berkata-kata

***

Lebakwana, September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Risalah Puisi

Baca juga: Janji Bertemu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun