Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Masa Depan Nanti

7 Agustus 2024   19:52 Diperbarui: 7 Agustus 2024   19:57 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi di masa depan nanti. Foto oleh jhenning/ Pixabay 

Di masa depan nanti
Kita mungkin akan mengenang
kata-kata hari ini
Puisi-puisi yang kehilangan ruh
Hanya berbunyi sekadar riuh
Kita akan terus berjalan
Menggapai tempat-tempat
yang asing
Lupakan sejenak bising
Menjadi sepasang kekasih
Memeluk rindu setiap waktu
Atau sepasang suami-isteri
Hingga usia menua

Kita menjadi sepasang puisi yang sepi
Karena anak-anak menjauh
Pergi

***

Lebakwana, Agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Dua Cangkir Kangen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun