Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Jakarta pada Sepotong Kisah

23 Juni 2024   06:40 Diperbarui: 23 Juni 2024   19:58 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deretkan saja kata-kata
Dari banyak cinta di Sunda Kelapa
Lalu memperpanjang jarak pada peta
Dan nafsu menancapkan bendera
Lahirlah Jayakarta 

Lada, pala, dan harum segala rempah
Tempat kapal sandar sepenuh singgah
Mengundang cinta dari negeri yang entah
Berderak-derak amuk
Benci dan luka menggantikan bendera
Batavia, Batavia 

Kali Ciliwung yang dingin
Diam-diam mengalirkan bara
Menyala, cinta kembali membakar
Tertulislah Jakarta 

Kota menjadi pusaran kalimat
Juga tempat belajar congkak
Menyusun kata dan jumlah angka 

Kini Ciliwung kumuh
Rasa dingin menular pada wajah-wajah
penghuninya
Siapa lemah akan terinjak
Merasa kuat banyak penantang siap menunggu
"Lu jual, gua beli!"

Namun, Jakarta tetaplah cinta
yang menggoda
Kerlingan mata yang menggelegak
Terlihat dari jauh
Berbondong-bondong orang datang
Hasrat menjadi penakluk
Nanti dihitung, tetap tegak
Atau malah langsung terpuruk 

Ilustrasi. Begini suasana di kawasan Kramat, Batavia, saat dipotret pada tahun 1942. (Keystone/Getty images via detik.com)
Ilustrasi. Begini suasana di kawasan Kramat, Batavia, saat dipotret pada tahun 1942. (Keystone/Getty images via detik.com)

***

Baca juga: Tafsiran Cuaca

Lebakwana, Juni 2024

* Selamat HUT ke-497 Kota Jakarta.
Jakarta Kota Global Berjuta pesona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun